SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Joe Biden sedang bersiap memberi tahu Kongres dan lainnya akan meningkatkan penerimaan pengungsi.
Para pejabat dan orang-orang yang mengetahui masalah ini mengatakan Biden berencana mengumumkan pada minggu ini.
Biden akan meningkatkan batasan jumlah pengungsi yang diizinkan masuk ke Amerika Serikat menjadi lebih dari delapan kali lipat dari pemerintahan Trump, seperti dilansir AP, Kamis (4/2/2021).
Mantan Presiden Donald Trump telah secara drastis mengurangi batas penerimaan pengungsi menjadi hanya 15.000 orang sebelum dia meninggalkan kantor.
Rencana Biden akan menaikkan angka itu menjadi 125.000 orang, meningkat 15.000 melebihi batas tinggi yang ditetapkan mantan Presiden Barack Obama.
• Joe Biden Cabut Kebijakan Perbatasan Mengerikan Trump, Janjikan Persatuan Kembali Keluarga Migran
Biden akan mengumumkan rencananya selama kunjungan ke Departemen Luar Negeri pada hari Kamis (4/2/2021).
Biden juga dapat menangani klaim suaka bagi penduduk Hong Kong di sana, menurut seorang pejabat.
Dia mengindikasikan selama kampanyenya tertarik untuk memberikan perlindungan kepada orang-orang yang dianiaya oleh pemerintah Tiongkok.
Sumber mengatakan Biden tidak akan serta merta mengesampingkan rekor batas terendah 15.000 yang ditetapkan Trump untuk tahun anggaran saat ini.
Sebaliknya, angka 125.000 akan diusulkan untuk tahun anggaran mulai 1 Oktober 2020.
• Pemimpin Komunitas Asia-Amerika Kritik Kurangnya Orang Asia di Kabinet Joe Biden
Presiden diwajibkan oleh undang-undang untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan Kongres mengenai rencananya sebelum membuat keputusan.
Para advokat mengatakan tumpukan puluhan ribu kasus oleh pemerintahan Trump telah membuat target Biden untuk memukimkan kembali 125.000 pengungsi tidak mungkin tercapai tahun ini.
Perlu waktu untuk membangun kembali jalur pipa. Lebih dari sepertiga kantor pemukiman kembali AS terpaksa ditutup selama empat tahun terakhir.
Dengan penurunan kedatangan pengungsi dan ratusan pekerja dipecat.
Tetapi beberapa orang mengatakan Biden seharusnya tidak menunggu untuk menaikkan target penerimaan tahunan.