SERAMBINEWS.COM – “Selamat ulangtahun kepada seniman, budayawan, pengkarya, dan sosok besar P. Ramlee (atau nama sebenarnya Tan Sri Datuk Amar Teuku Zakaria Teuku Nyak Puteh).”
Tulisan itu diposting oleh mantan wakil perdana menteri Malaysia, Dato’ Seri Anwar Ibrahim di Twitternya, Senin (22/3/2021) lalu.
Tangkapan layar postingan di Twitter milik Anwar Ibrahim ini dikirim oleh Datuk Mansyur Usman kepada Serambinews.com, Rabu (24/3/2021).
Datuk Mansyur adalah Presiden Persatuan Melayu Berketurunan Aceh Malaysia (Permebam).
Datuk Mansyur merasa perlu menyampaikan apresiasi atas postingan Anwar Ibrahim, karena telah mengingatkan generasi Melayu untuk senantiasi mengenang dan mengenal sosok-sosok yang pernah berjasa bagi Malaysia pada masa lalu.
P Ramlee adalah seniman Melayu keturunan Aceh yang namanya sangat terkenal di Dunia Melayu, bahkan hingga mancanegara.
Lahir di Pulau Pinang pada 22 Maret 1929 dengan nama Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh, P Ramlee adalah salah satu dari sedikit Melayu keturunan Aceh yang mendapat anugerah gelar Tan Sri dari Kerajaan Malaysia.
Penelusuran Serambinews.com ke akun Twitter Anwar Ibrahim, ternyata tak hanya satu saja postingan Anwar Ibrahim yang mengenang sosok P Ramlee.
“Tokoh ini sentiasa dekat dgn kita, dan tanpa lelah selalu mengingatkan tentang nasib bangsa, juga nilai-nilai seperti persahabatan dan kesetiaan,” tulis Anwar Ibrahim di postingan selanjutnya.
“Warisan seni yang ditinggalkan tidak ternilai, malah ia mesti dihargai anak bangsa sepanjang zaman sebagai tanda prihatin dan kasih kita kepada beliau,” lanjutnya.
Baca juga: P Ramlee, Putra Pelaut Aceh Kebanggaan Malaysia
Baca juga: Merindukan P Ramlee di Sultan Selim
Bernostalgia
Postingan pertama Anwar Ibrahim yang disertai dengan foto Allahyarham P Ramlee, mendapat sambutan luas dari netizen.
Hingga Rabu (24/3/2021) malam, postingan ini telah diretweet sebanyak 292 kali dengan 1,1 ribu suka dan ada 18 netizen yang meninggalkan komentarnya.
Beberapa netizen membalas postingan Anwar Ibrahim dengan mengirimkan beberapa cuplikan film P Ramlee.
Postingan Anwar Ibrahim membuat para netizen bernostalgia dengan sosok seniman besar yang pernah dilahirkan Malaysia ini.
“He united all the races through his movies
No one can replace him
No one can produce movie like him
No one can think like him
No one can be open minded in movies like him
No one can touch his feet
He is a gem
(Dia menyatukan semua ras melalui filmnya
Tidak ada yang bisa menggantikannya
Tidak ada yang bisa memproduksi film seperti dia
Tidak ada yang bisa berpikir seperti dia
Tidak ada yang bisa berpikiran terbuka di film seperti dia
Tidak ada yang bisa menyentuh kakinya
Dia adalah permata)” tulis pemilik akun @peoplespowerr.
“How true. His movies are never boring even after watching a hundred times. A true Malaysian gem. (Benar sekali. Filmnya tidak pernah membosankan bahkan setelah ditonton ratusan kali. Permata Malaysia sejati,” sahut Pening Lalat @chingko2020.
“Cerita2 P Ramli yg lucu, yg paling saya gemari antara semua filem2 Melayu. Beliau & Tompel, boleh buat orang ketawa terbahak2. Bapa saya dulu pun, suka tengok filemnya. Harap dapat di pelihara filem2nya & di guna utk tarik pelancung,cth di muzium..,” tulis @NicknameEsther.
Ada juga netizen yang merasa heran dengan nama Teuku di depan nama asli P Ramlee yang ditulis oleh Dato’ Sri Anwar Ibrahim.
“Teuku? P. Ramlee orang Acheh ke?” tulis pemilik akun @mysrtmz.
Pertanyaan ini ditanggapi oleh @Josgand60519019. “Keturunan Aceh..lahir di penang”.
Seperti diketahui, Teuku adalah salah satu gelar bangsawan yang dipakai di Aceh.
Baca juga: Kemenakan P Ramlee Ditangkap dan Ditahan Lalu Dideportasi tanpa Sebab dari Malaysia
Baca juga: Sejenak Mengenang P Ramlee
Biodata P Ramlee
Dikutip dari Wikipedia.org, P. Ramlee yang memiliki nama asli Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh, lahir di Pulau Pinang pada pagi Hari Raya Idul Fitri, tanggal 22 Maret 1929.
Ayahnya, Teuku Nyak Puteh, berasal dari Lhokseumawe dan menikah dengan perempuan Melayu Che Mah Hussein pada tahun 1925 di Kubang Buaya, Butterworth, Malaysia.
P Ramlee menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu Kampung Jawa dan kemudian ke Francis Light School.
Setelah itu, Ramlee melanjutkan pendidikannya di Penang Free School hingga meletusnya Perang Dunia II.
Berawal dari bermain ukelele, P. Ramlee kemudian beralih ke alat musik gitar dan biola di bawah bimbingan Kamaruddin (pemimpin brass band di Penang Free School).
Ramlee kemudian bergabung dalam Orkes Teruna Sekampung dan kemudian Sinaran Bintang Sore.
Dia pernah menjadi juara lomba nyanyi yang diselenggarakan Radio Pulau Pinang pada tahun 1947 dan terpilih sebagai Bintang Penyanyi Utama Malaya.
Dalam lomba tersebut, Ramlee menggunakan huruf "P" (untuk Puteh) di awal namanya dan sejak saat itu nama P. Ramlee terus melekat hingga akhir hayatnya.
Ia memulai debutnya sebagai aktor pada tahun 1948 di Singapura.
Film pertama yang dibintangi P. Ramlee adalah Chinta (1948) dengan peran sebagai penjahat dan penyanyi latar.
Kesuksesannya terus berlanjut dan berperan dalam 27 buah film antara tahun 1948 hingga 1955.
P Ramlee dan beberapa filmnya memenangkan penghargaan di tingkat nasional hingga internasional.
Di antaranya, dia memenangkan "Best Music Score" dan "Best Supporting Actress" (Zaiton dalam film "Hang Tuah") pada Festival Film Asia ke-3 di Hong Kong (Mei 1956)
Memenangkan kategori "Aktor Pria Terbaik" dan "Aktor cilik Terbaik" (Tony Castillo dalam film "Anak-ku Sazali") pada Festival Film Asia ke-4 di Tokyo (Mei 1957)
Memenangkan Kategori "Best Black and White Photography" (Abu Bakar Ali dalam film "Sumpah Orang Minyak") pada Festival Film Asia ke-5 di Manila (Mei 1958)
Memenangkan Kategori Film Komedi Terbaik untuk film "Pendekar Bujang Lapok2 pada Festival Film Asia di Kuala Lumpur (Mei 1959)
Memenangkan kategori Film Komedi Terbaik ("Nujum Pak Belalang") pada Festival Film Asia ke-7 di Tokyo (Mei 1970)
Memenangkan kategori "Most Versatile Talent" dan "Best Black and White Photography" (Abu Bakar Ali dalam film "Ibu Mertua Ku" ) pada Festival Film Asia ke-10 di Tokyo (May 1963)
Film "Madu Tiga" menjuara kategori Film Komedi Terbaik pada Festival Film Asia ke-11 di Taipeh, Mei 1964.
Mendapat penghargaan "Penampilan Istimewa" dalam film "Ibu Mertua Ku" pada World Film Festival, Paris
Baca juga: Nuansa Aceh di Rumah P Ramlee
Meninggal Dunia
P. Ramlee meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 1973 saat berusia 44 tahun.
Untuk mengenang jasanya, Yang Dipertuan Agung Malaysia memberikan penghargaan Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota pada tahun 1990 dan menambahkan gelar Tan Sri pada nama Ramlee.(*)