"Tadi rencananya mau buka puasa di sini, tapi karena kendala di jalan, jadi dibungkus ke sini," ujarnya.
Staf Syech Fadhil yang ikut dalam kunjungan itu menceritakan bahwa kedatangan senator disambut oleh Anita dengan senyum yang mengembang.
Perempuan muda itu duduk di atas kursi roda. Pinggang hingga kakinya ditutup dengan kain panjang.
Sementara di sampingnya ada ranjang kayu kecil yang sering dijadikannya sebagai tempat rebahan.
Baca juga: Aksi Begal Rampas HP Mahasiswi Viral di Medsos, Pelaku Dibekuk Team Rimueng Polresta Banda Aceh
Baca juga: 8 Cara Sederhana Mengatasi Sakit Kepala Tanpa Obat, Simak Langkah Berikut
Baca juga: Sukses Raih Sepatu Emas di Piala Menpora 2021, Gelar Kedua untuk Assanur ‘Torres’ Rijal
Ada juga stiker calon bupati dan wakil bupati nomor urut 2, Aiyub Abbas dan Said Mulyadi yang tertempel di dinding dengan warna setengah luntur.
Kedatangan Syech Fadhil ke rumah Anita dilakukan atas dasar kemanusiaan setelah kisahnya viral di medsos.
Syech Fadhil mengaku tersentuh dengan musibah yang dialami oleh Anita.
Kepada Syech Fadhil, Anita pun mulai bercerita soal kemalangan yang dideritanya selama ini.
"Saya sudah honor 11 tahun," ujar Anita seperti disampaikan staf Syech Fadhil dalam pers rilisnya kepada Serambinews.com, Selasa (27/4/2021).
Namun Anita kemudian divonis menderita penyakit lumpuh sebagaimana diagnosa dr Khairunnisa Hasibuan SpS.
Baca juga: Keluarga Ikhlaskan Kepergian Irfan Suri, Putra Asli Samalanga Jadi Korban Tenggelamnya KRI Nanggala
Baca juga: Dihantam Tusnami Covid-19, Warga Super Kaya India Pilih Kabur dari Negaranya Naik Jet Pribadi
Baca juga: Anggota KKB Papua Kerap Menyamar dengan Penduduk Bikin Aparat Kesulitan Menangkap
Dokter Khairunnisa mendiagnosa Anita menderita Susp Multiple Skirosis (Gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang) sejak Mei 2020 lalu.
Anita mengungkapkan, disaat dirinya menderita sakit, dalam SK honorer 2021, namanya justru dihapus.
Pengabdian Anita selama 11 tahun menjadi sia-sia hanya karena dirinya divonis sakit.
"Saya sudah pernah menelpon Pak Puteh (Kadis DPMPTSP) terkait hal ini. Katanya, sudah terima saja," lirih Anita lagi dengan nada sedih.
Suasana kemudian berubah kaku. Beberapa keluarga Anita kemudian mencoba mengalihkan pembicaraan ke persoalan lain.