“Mobil angkutan barang dan muatan itu sudah didesai sedemikian rupa untuk keperluannya. Angkutan khusus barang tentunya tidak aman kalau digunakan untuk transportasi orang,” ucap Jusri, kepada Kompas.com (6/5/2021).
Menurutnya, mobil angkutan barang tidak memenuhi syarat untuk membawa penumpang. Sebab truk atau pikap tidak memiliki kursi dengan sabuk pengaman, dan atapnya terbuka.
“Sehingga kalau terjadi kecelakaan maka orang-orang yang tidak terikat dengan benar dan tidak dilindungi kompartemen seperti pada mobil penumpang, akan bergerak dengan sporadis dengan kekuatan memontum yang setara dengan kecepatan kendaraan sebelum terbalik atau kecelakaan,” ujar Jusri.
Selain itu, Jusri juga mengatakan, pengemudi truk atau mobil bak harusnya memikirkan risiko menaikkan pemudik yang menumpang.
Jika ada yang ingin naik, sopir truk seharusnya dengan tegas menolak.
Selain itu risiko kekurangan oksigen pun mengancam penumpang truk barang ini.
Bayangkan saja, minim sekali udara yang masuk bagi mereka yang ada di dalam bak truk.
Apalagi ini kondisinya ditutup rapat dengan terpal biru dan kardus.
Lebih menyedihkan lagi ada balita di dalamnya.
Ini nukan mudik, tapi mencari celaka!(*)
Berita ini suda tayang di GridHEALTH.id dengan judul Rela Kekurangan Oksigen Bersama Balitanya Demi Bisa Mudik, Naik di Bak Truk Tertutup Rapat
BERITA LAINNYA TERKAT MUDIK 2021