Melansir dari Al Jazeera, Senin (10/5/2021), Amerika Serikat telah menyatakan "keprihatinan serius" terkait kekerasan di Yerusalem.
Negera yang dipimpin Presiden Joe Biden itu mengungkapkan keperihatinan yang serius atas tindakan polisi Israel yang kembali melakukan kekerasan kepada pengunjuk rasa.
Para pengunjuk rasa menentang pengusiran paksa keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah yang diduduki Israel di Yerusalem Timur.
Kecaman dari Washington datang ketika Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan sedikitnya 17 orang, termasuk satu paramedis Palestina, terluka selama unjuk rasa damai pada Minggu (9/5/2021) malam.
Ketegangan meningkat di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan 1442 H, terkait perintah pengusiran paksa keluarga Palestina di Sheikh Jarrah, tanah yang diklaim milik Yahudi.
Baca juga: PB HMI Kecam Serangan Tentara Israel Terhadap Warga Palestina Saat Shalat di Bulan Ramadhan
Setidaknya 90 warga Palestina terluka pada hari Sabtu (8/5/2021) selama tindakan keras polisi Israel terhadap pengunjuk rasa di luar Kota Tua Yerusalem.
Sementara 206 warga Palestina lainnya terluka pada hari Jumat (7/5/2021) ketika pasukan Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa saat umat muslim tengah melaksanakan shalat tarawih.
Pertempuran hari Minggu meningkatkan kemungkinan eskalasi lebih lanjut pada hari Senin, ketika Israel menandai apa yang mereka sebut Hari Yerusalem.
Kecaman Internasional
Sejumlah negara juga mengutuk Israel atas peristiwa yang terjadi di Masjid Al Aqsa, dan upaya pengusiran terhadap warga Palestina di Sheikh Jarrah.
Turki
Dilansir Kompas.com dari Reuters, Minggu (9/5/2021) pasca-kerusuhan yang terjadi di Masjid Al Aqsa, Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan menyebut Israel sebagai negara teror.
Berbicara di sebuah acara di Istanbul, Sabtu (8/5/2021) Erdogan meminta semua negara Muslim dan komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah "efektif" terhadap Israel.
Baca juga: Sudah Jelas Serang Warga Palestina, Netanyahu Justru Sebut Israel Bertindak Secara Bertanggung Jawab
"Israel yang kejam, negara teror Israel tanpa ampun menyerang Muslim di Yerusalem," kata Erdogan.
Dia menambahkan bahwa Turki telah meluncurkan inisiatif yang diperlukan untuk meminta PBB, Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) dan semua lembaga terkait untuk mengambil tindakan.