Dibandingkan padi semi organik yang menghasilkan 5,5 ton per hektare, padi organik mampu memproduksi 6,8 ton .
“Harganya juga jelas lebih tinggi, di pasaran harga gabah kering (HGK) organik Rp 6.500 per kilogram, sementara semi organik paling tinggi hanya Rp 4.500 per kilogram,” jelasnya.
Menurutnya, keberhasilan Poktan Serasi telah mendorong petani lain untuk mengembangkan tanaman serupa pada musim tanam gaduh yang jatuh pada Juni ini.
Untuk memotivasi petani, Yunus meminta petani tidak pusing memikirkan pangsa pasar karena sudah diurus oleh Koperasi Organik Tamiang Jaya.
“Tugas petani hanya menanam padi organik, urusan menjualnya sudah ada yang menjalankannya,” kata Yunus. (*)