Ketiga, gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan bulan hanya menutupi pertengahan piringan matahari saja, sehingga matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah matahari berwarna hitam.
Keempat, gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin.
Gerhana jenis terakhir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.
Sedangkan gerhana bulan, lanjut Tgk Ismail, dikenal ada tiga macam jenisnya.
Pertama, gerhana bulan total, dimana saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) bumi, sehin
gga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan.
Kedua, gerhana bulan sebagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti bumi (bayang umbra).
Ketiga, gerhana bulan penumbra, dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti Bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra).
Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata, bulan hanya terlihat redup, tidak memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya.
Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop.
Info Gerhana
1. Gerhana Bulan Total, 26 Mei 2021 M atau 15 Syawal 1442 H (sudah berlangsung).
2. Gerhana Bulan Parsial, 19 November 2021 M atau 15 Rabiul Akhir 1443 H.
3. Gerhana Matahari Cincin, 10 Juni 2021 M atau 29 Syawal 1442 H (sudah berlangsung)
4. Gerhana Matahari Total, 4 Desember 2021 M atau 29 Rabiul Akhir 1443 H.(*)