Berita Pidie Jaya

Maknyusnya Martabak Kepiting Asal Pijay, Bermula dari Coba-coba Kini Jadi Kuliner Incaran Konsumen 

Penulis: Idris Ismail
Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Zulfikar Nurdin meracik martabak kepiting di warung Ata Waly di Gampong Deah Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya, Selasa (29/6/2021).

Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya 

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Tak jauh dari pusat ibu kota Pidie Jaya, persisnya di Gampong Deah Pangwa, Kecamatan Trienggadeng, perhatian langsung tertuju pada warung sederhana milik Zulfikar bin Nurdin  (37) yang diberi nama  warung 'ATA WALY'. 

Di situlah, ayah tiga anak ini meracik menu kuliner langka dan unik yaitu, martabak kepiting.

Kini, usahanya itu kerap didatangi para konsumen dari berbagai kabupaten, terutama warga lokal, Pijay serta kabupaten/kota lainnya.

Seperti halnya, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Langsa, Banda Aceh, Sabang dan bahkan kini tamu dari sebelah timur Aceh, Medan,  Sumatera Utara kerap menyambanginya seraya menuju Kutaraja, Banda Aceh.

"Awalnya menu martabak bieng atau kepiting ini saya coba-coba pada awal bulan suci Ramadhan 1442 H lalu, dengan menggunakan kepiting," sebut Bang Zul--sapaan akrab Zulfikar kepada Serambinews.com,  Selasa (29/6/2021).

Sambil menjelaskan asal mula kuliner unik tersebut, tangan Bang Zul tampak cekatan menyiapkan martabak kepiting untuk sejumlah pemesanan dari Aceh Utara dan Bireuen. 

Baca juga: VIDEO Rujak U Groh, Kuliner Khas Aceh Isinya Batok Kelapa

Baca juga: Cecah Menet, Kuliner Khas Gayo yang Berkhasiat

Baca juga: Kemenkumham Aceh Ajak Patenkan Sie Reuboh, Ini Resep dan Kisah Lengkap Kuliner Khas Aceh Besar Itu

Diakui Bang Zul, ia telah melakoni usaha martabak ini sejak kelas VI SD dengan membantu ayahnya, Tgk Nurdin saat berjualan di pusat ibu kota Pijay, Meureudu. 

 Beranjak dari 'jam terbang' tinggi dan pengalaman meracik  martabak bersama sang ayah dulu, kini dia melakoni pekerjaan itu demi  menafkahi keluarganya.

Bang Zul kerap bereksperimen untuk menciptakan cita rasa martabak buatannya.

Ia pernah meracik menu martabak dengan menggunakan berbagai jenis daging ikan. Namun, belum menemukan cita rasa yang khas.

Akhirnya, persis di awal Ramadhan lalu, ia terinspirasi dengan racikan memakai bahan daging kepiting.

Saban hari, Bang Zul mempersiapkan bahan baku utama layaknya martabak pada umumnya. 

Baca juga: Puluhan THL Lingkup Dinkes Pijay Audiensi ke Dewan, Ini Tuntutan Mereka

Baca juga: VIDEO Wabup Pijay Akan Tindak Tegas ASN yang tak Ikut Instruksi Vaksinasi Massal

Baca juga: Kemenag Pijay Salurkan Dana Kemanusian Peduli Palestina

Khusus untuk martabak kepiting ini, setiap hari ia persiapkan 15 sampai 17 Kg kepiting yang dipesan dari petani tambak lokal dengan berbagai ukuran dan harga.

Selain itu, satu porsi martabak ini membutuhkan dua telur ayam ras sehingga setiap harinya 120 butir telur wajib disiapkan untuk membuat kuliner khas tersebut. 

Halaman
12

Berita Terkini