Luar Negeri

Kesulitan Dapat Vaksin karena Sanksi AS, Iran Berupaya Keras Kembangkan Antivirus Dalam Negeri

Penulis: Syamsul Azman
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei Disuntik Vaksin COVIran Barekat di Teheran, Iran, Jumat (25/6/2021).

SERAMBINEWS.COM - Iran menghadapi gelombang virus baru Covid-19, fokus untuk menciptakan anti virus sendiri.

Pada hari Minggu (4/7/2021) Iran kembali memberlakukan pembatasan aktivitas karena kembali mendapatkan gelombang baru virus yang didorong dengan kehadiran Varian Delta.

Iran telah berupaya mendapatkan vaksin dari negara lain, namun kesulitan karena sanksi oleh Amerika Serikat.

Karenanya, para pejabat negara tersebut berupaya menggadakan penelitian lebih serius untuk mengembangkan vaksin buatan sendiri.

Pada hari Minggu (kemarin-red) pemerintah memerintahkan untuk menutup semua bisnis yang dianggap tidak terlalu dibutuhkan warga saat pandemi.

Selain itu, dilakukan larangan perjalanan dari kota ke kota di Iran.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Sima Sadat Lari mengatakan pada hari Minggu kasus COVID-19 yang dikonfirmasi telah meningkat 13,2 persen selama seminggu terakhir.

Sementara rawat inap naik 11 persen dan jumlah kematian terkait sebesar 7,2 persen.

Baca juga: Iran Bantah Mendukung Serangan Bersenjata Milisi Syiah ke Pasukan AS di Irak dan Suriah

Pada hari Sabtu (3/7/2021) Presiden Iran Hassan Rouhani yang akan keluar memperingatkan bahwa negara itu berada di ambang gelombang kelima virus.

Hal ini terjadi dengan masuknya varian delta dan penurunan kepatuhan publik terhadap langkah-langkah pengendalian infeksi, media Iran melaporkan.

“Jika kita tidak berhati-hati, ada kekhawatiran bahwa negara ini akan menghadapi gelombang kelima,” kata Rouhani.

Rouhani memperingatkan bahwa virus itu menyebar sangat cepat di provinsi tenggara dan selatan Iran dan menduga varian delta masuk melalui wilayah perbatasan tersebut.

Pihak berwenang di provinsi Sistan dan Balochistan memiliki tingkat infeksi terburuk di negara itu, menutup perbatasan provinsi dengan Pakistan kecuali kendaraan pengangkut barang.

Baca juga: Iran Batasi Akses Tim IAEA ke Pabrik Nuklir, Dengan Alasan Keamanan, Setelah Serangan Israel

Varian delta, pertama kali diidentifikasi di India, telah terdeteksi di hampir 100 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Iran, negara berpenduduk 85 juta jiwa, telah mencatat sekitar 3,2 juta kasus COVID-19 dan hampir 85.000 kematian terkait.

Halaman
12

Berita Terkini