”Tapi jangan karena ulama besar kita banggakan, tapi kita sendiri remeh dengan mengabaikan virus Covid-19 alias tidak mau menjaga protokol kesehatan. Hal ini namanya kita sombong, nantinya Allah akan murka,” ujar Maskur.
Maskur pun mengimbau, segenap masyarakat tetap mematuhi anjuran pemerintah dan selalu menjaga kesehatan.
Ini demi terjaganya Subulussalam dari wabah yang sangat berbahaya itu.
Setidaknya ada tiga poin penting kesimpulan khutbah Ustaz Maskur yang mengangkat tema qurban Ibrahim ismail.
Dikatakan, tiga hikmah dari lebaran Idul Adha terkait kisah Nabi Ibrahim dalam berkurban adalah.
Baca juga: Khutbah Idul Adha Paling Lama 15 Menit, Tertuang dalam Surat Edaran Gubernur
Pertama adalah totalitas Nabi Ibarahim dalam menaati perintah Allah SWT, di mana bukan sekadar harta tapi anak sekalipun dipotong jika sudah perintah sang Pencipta.
Nabi Ibrahim, lanjut Maskur begitu totalitas mematuhi dan menunjukan ketataannya kepada Allah SWT.
Sementara manusia sekarang ini masih banyak yang ragu dan setengah-setengah hati dalam menjalankan perintah Allah SWT.
Hikmah kurban kedua, kata Ustaz Maskur, betapa Allah SWT menghormati manusia.
Ini dilihat dari anjuran memotong atau menyembih manusia, tapi belakangan diganti dengan kibas atau domba.
Karenanya, Ustaz Maskur mengingatkan para jamaah agar tidak sesekali melakukan tindakan yang mengorbankan jidwa manusia.
Umat muslim diimbau, agar menghormati harkat dan martabat manusia.
Terakhir, hikmah kurban daging bukan hanya simbolis, tapi jauh lebih luas yakni harta benda dan pemikiran serta waktu.
Selaku umat muslim, Maskur mengatakan sejatinya siap berkorban menyisihkan harta benda, jabatan untuk taqarub kepada Allah SWT.
Pantauan Serambinews.com, proses shalat Idul Adha berlangsung tertib serta mengikuti protokol kesehatan, seperti mencuci tangan dan menggunakan masker. (*)
Baca juga: Khutbah Idul Adha Paling Lama 15 Menit, Tertuang dalam Surat Edaran Gubernur