Kesehatan Remaja

Dapat Sebabkan 5L dan Stunting, Cegah Anemia dengan Gizi Seimbang

Penulis: Yarmen Dinamika
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerintah Aceh, Flower Aceh, UKS, Nevo, dan Unicef Perwakilan Aceh menyelenggarakan Talkshow Radio berjudul Gerakan CERIA (Cegah Anemia Remaja Indonesia di Aceh) pada hari Sabtu, 31 Juli 2021 sore di Radio Serambi FM. Narasumbernya terdiri atas DR Ns Wirda Hayati MKep, SpKom (Sekretaris Tim Penggerak PKK Aceh), dr Dara Juliana MKes (Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Aceh), M Chairul SalehSAg (Assesor Tim Penggerak Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah Aceh). Talkshow interaktif itu dipandu host dari Serambi FM, Tya Andalusia.

Solusi lain yang dianjurkan Dara Juliana adalah membiasakan gizi seimbang.

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Gizi seimbang harus pula memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal.

Narasumber kedua, Dr Wirda mengatakan, anemia sangat berpengaruh pada performa harian penderitanya. “Anemia itu sangat berpengaruh pada kondisi 5L: lemah, lesu, letih, lengah, dan lalai,” rincinya.

Penderita anemia juga tak bisa berkosentrasi dengan baik, prestasi mereka pun menurun. “Anemia dalam jangka panjang bahkan dapat mengakibatkan anak stunting, karena kekurangan zat gizi,” kata Dr Wirda.

Simak, Mengatasi Rasa Sakit dan Nyeri saat Menstruasi, Termasuk Hindari Beberapa Makanan Berikut Ini

Remaja putri, lanjut Wirda, sangat penting mengetahui berbagai akibat dari anemia. Terutama karena, mereka adalah sosok yang dipersiapkan sebagai ibu nantinya. Jadi, jangan sampai ada remaja putri yang kekurangan gizi dan zat besi. Hal itu kelak akan berpengaruh pada kondisi kehamilan dan bayi yang ia lahirkan.

“Hendaklah kita khawatirkan bahwa anemia itu akan berpengatuh pada kondisi ibu-ibu yang menghasilkan bayi lahir dengan berat badan rendah,” ujar Wirda.

Untuk mencegahnya, Wirda juga menganjurkan kepada anak dan remaja untuk mengonsumsi makanan yang cukup gizinya (gizi seimbang).

“Yang kita khawatirkan adalah saat remaja diet dan dia mengira bahwa diet itu berarti tidak makan. Padahal, diet itu bukanlah tidak makan, akan tetapi mengatur pola makan. Kalau ada orang diet dengan tidak makan, asupan gizinya malah jadi tak berimbang,” ujarnya.

Wirda juga menganjurkan perlunya mengonsumsi suplemen tambah darah yang bisa didapat di puskesmas atau dibeli bebas di apotek-apotek.

Sementara itu, Chairul Saleh SAg mengingatkan pentingnya peran ayah dalam mencegah anak remajanya mengalami anemia.

Seorang ayah, lanjutnya, harus tahu kapan anaknya menstruasi pertama dan berikutnya. Saat-saat seperti ini si anak memerlukan asupan gizi yang seimbang.

“Jadi, jangan menyerahkan semua urusan kesehatan anak dan remaja kepada kaum ibu, karena saat ini pun banyak ibu yang bekerja sebagai wanita karier,” katanya.

Di masa pandemi Covid-19 saat ini, menurutnya, upaya pencegahan anemia mendapat tantangan tersediri, terutama di sekolah, mengingat sekolah dominan sistem daring dan usaha kesehatan sekolah (UKS) tidak aktif.

“Tapi kondisi ini bisa disiasati, mengingat hampir semua kelas dan sekolah ada grup WhatsApp-nya. Nah, saran-saran atau instruksi pencegahan anemia di kalangan remaja, bisa disampaikan melalui grup WA tersebut,” demikian Chairul Saleh.(*)

Baca juga: Benarkan tidak Akikah Membuat Doa Anak tak Sampai ke Orang Tua? Simak Jawaban Buya Yahya

Baca juga: Dibalik Suasana Meriah Olimpiade Tokyo, Kasus Virus Corona di Jepang Terus Menanjak

Baca juga: Cara Mudah Menghilangkan Bau Badan dan Bau Mulut ala dr Zaidul Akbar, Dianjurkan Makan Dua Bahan Ini

Berita Terkini