Luar Negeri

Kisah Sayed Sadaat Mantan Menteri Afghanistan Jadi Pengantar Pizza di Jerman, Muak dengan Korupsi

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sayed Sadaat, mantan menteri komunikasi Afghanistan, berpose dalam sesi foto di Leipzig, Jerman, 29 Agustus 2021. Sadaat adalah menteri Afghanistan pada 2016-2018 yang keluar karena muak melihat korupsi. Ia lalu ke Jerman, bekerja sebagai kurir untuk bertahan hidup.(AFP PHOTO/JENS SCHLUETER via GETTY IMAGES)

Ia mengungkapkan, ketika mengemban jabatannya ada perbedaan antara lingkaran dalam presiden dengan dirinya.

Sayed Sadaat saat itu butuh uang negara untuk digunakan bagi kepentingan publik, tetapi pejabat lainnya tidak sependapat.

"Mereka menginginkan keuntungan pribadi. Saya tak bisa memenuhi keinginan mereka, jadi mereka mencoba menyingkirkan saya," kata Sayed Sadaat.

Banting setir jadi kurir

Setelah mengundurkan diri, Sayed Sadaat sempat bekerja sebagai konsultan telekomunikasi.

Namun, pada 2020 situasi keamanan di sana memburuk, lalu Sayed Sadaat mencari suaka di Jerman pada akhir 2020.

Sayed Sadaat menuturkan, sebenarnya bisa saja mendapatkan perlindungan di Inggris karena memiliki paspor negara itu, tetapi dia melihat ada peluang di Jerman.

Akan tetapi, karena tidak menguasai bahasa Jerman, Sayed Sadaat yang datang sendiri mengaku kesulitan mencari pekerjaan.

Sayed Sadaat lalu mengambil kelas bahasa Jerman selama empat jam setiap harinya, yang sempat tertunda karena wabah Covid-19 menghantam "Negeri Bir".

Tidak hanya itu, Sayed Sadaat juga bekerja sebagai kurir makanan untuk perusahaan pengantaran Lieferando setelah uangnya habis.

Per jam, Sayed Sadaat mengantongi bayaran 15 euro (Rp 254.090).

Cukup untuk pengeluaran bulanan, termasuk biaya sewa apartemen.

Sayed Sadaat berujar, dia tidak menyesal datang ke Jerman.

Dia mengatakan sempat kesulitan, tapi kini dia sudah terbiasa.

Bahkan setiap bulannya, dia bisa melahap jarak hingga 1.200 km.

Halaman
1234

Berita Terkini