Berita Aceh Barat

Disapu Badai, Kapal Nelayan Aceh Barat Terpaksa Ditenggelamkan, Tak Bisa Lagi Ditarik ke Daratan

Penulis: Sadul Bahri
Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nelayan yang selamat dalam musibah KM Rante dihantam badai saat dijemput oleh Sekjen Panglima Laot Aceh Barat dan Kabid Perikanan Aceh Barat di PPS Lampulo, Banda Aceh, Sabtu (11/9/2021).

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Satu unit kapal nelayan Aceh Barat, KM Rante 12 GT yang tenggelam akibat badai pada Kamis (9/9/2021) lalu, pada jarak 169 mil dari bibir pantai Meulaboh, tak dapat diselamatkan.

Kapal tersebut akhirnya terpaksa ditenggelamkan dengan dilepaskan tali yang sebelumnya diikat pada kapal pukat nelayan asal Banda Aceh yang menyelamatkan tiga orang nelayan di KM Rante yang tenggelam akibat diterjang badai.

Sementara, tiga orang nelayan yang berhasil diselamatkan oleh kapal pukat nelayan asal Banda Aceh, pada Sabtu (11/9/2021) pagi, sudah tiba di Banda Aceh melalui TPI Lampulo.

Kemudian, ketiga nelayan tersebut difasilitasi oleh pihak Panglima Laot Aceh untuk pulang ke Aceh Barat.

“KM Rante tidak mampu ditarik lagi ke darat, sehingga terpaksa ditinggalkan di laut sana,” kata Panglima Laot Aceh Barat, Amiruddin kepada Serambinews.com, Sabtu (11/9/2021).

Kondisi kapal yang sudah mengalami kerusakan parah itu tidak mampu untuk ditarik ke darat.

Baca juga: Kapal Nelayan Tenggelam Diterjang Badai

Baca juga: VIDEO Diterbangkan dari Thailand, 4 Nelayan Aceh Tiba di Jakarta

Baca juga: Syahbandar Beri Sinyal, Kerusakan Kapal Nelayan Korban Tabrakan Akan Diganti

Ditambah lagi dengan kondisi angin dan gelombang besar, sehingga kapal tersebut tidak bisa dibawa pulang.

Disebutkan, bahwa KM Rante 12 GT yang mengalami musibah pada Kamis (9/9/2021) lalu itu, dinakhodai oleh Kapten Kapal atas nama Andri, warga Desa Padang Seurahet, Kecamatan Johan Pahlawan.

Sementara dua orang ABK masing-masing adalah, Rizal, warga Desa Padang Seurahet dan Iyan, warga Desa Ujung Baroh.

Keduanya merupakan warga Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.

Ia menambahkan, bahwa kerugian nelayan akibat musibah tersebut, sekitar Rp 600 juta hingga Rp 700 juta.

“Kita mengingatkan para nelayan untuk tetap menjaga keselamatan dengan melengkapi peralatan yang menjadi syarat untuk melaut,” imbaunya.

Baca juga: Dihantam Ombak Besar, Sebuah Kapal Tenggelam di Selat Sunda, 10 Orang Hilang

Baca juga: TNI AL Kerahkan Dua KRI Lakukan Operasi SAR Kapal Tenggelam di Kalbar

Baca juga: Tim SAR Gabungan Hentikan Operasi Pencarian ABK Korban Kapal Tenggelam, TNI AL Lanjutkan Pemantauan

“Sehingga dengan adanya kewaspadaan, bisa terhindar dari musibah nantinya,” ucap Panglima Laot Aceh Barat.

Dipaparkannya, bahwa saat ini kondisi di laut masih terjadi gelombang besar.

Sehingga para nelayan diminta untuk tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi di laut.(*)

Berita Terkini