Baca tanpa iklan
Dia mengungkapkan, petani di Kampung Selamat tidak bisa berharap terhadap pupuk subsidi yang harganya jauh lebih murah. Sebab, kata dia, pupuk subsidi sudah tidak pernah ditemukan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. “Paling dekat ke Seumadam, itupun jumlahnya sedikit,” ujar Safrizal.
Karena itu, ia berharap Dinas Pertanian, Pekerbunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang melakukan terobosan untuk mengatasi lonjakan harga pupuk subsidi sekaligus mengatasi hilangnya dari pasaran. “Selama harga pupuk dan racun tidak bisa diatasi, kami yang punya lahan kecil ini tetap tidak akan bisa menikmati melambungnya harga TBS. Sama saja hasilnya,” pungkas Safrizal. (jal/mad)