SERAMBINEWS.COM, LONDON - Sejumlah anggota Parlemen Inggris menyebut pembatasan Covid-19 varian Omicron tidak beralasan.
Anggota parlemen Tory memperingatkan Perdana Menteri Boris Johnson, membatasi kebebasan seperti jalan "menuju neraka".
Pemberontakan besar dari 33 anggota parlemen Tory, termasuk mantan menteri kabinet Konservatif Greg Clark, Jeremy Wright dan Esther McVey, serta Mark Harper.
Anggota parlemen Tory memperingatkan aturan isolasi diri dapat menyebabkan "pingdemic" baru.
Dimana, dapat mengakibatkan orang sehat didenda jika meninggalkan rumah.
Kekhawatiran muncul bahwa ancaman harus tinggal di dalam rumah selama 10 hari dapat mencegah orang bersosialisasi.
Saat ini, petugas kesehatan akan terus melakukan program suntikan booster baru .
Baca juga: Dua Dokter Israel Positif Covid-19 Omicron, Sekembali Hadiri Sebuah Konferensi di Inggris
Christopher Chope, anggota parlemen Konservatif, mengklaim peraturan itu bagian dari kampanye propaganda menakut-nakuti.
Dia mengatakan benar-benar dirancang untuk membatasi atau menghentikan interaksi antara hewan sosial.
Pemerintah juga dituduh melakukan pendekatan 'visi terowongan' terhadap pembatasan
Anggota parlemen Tory melampiaskan kemarahan tentang potensi "pingdemi" berulang selama periode perayaan Natal.
Steve Brine, mantan menteri kesehatan, memperingatkan:
“Kami tidak hanya melihat pingdemi dalam ekonomi dan bisnis kami."
"Kami melihat pingdemi yang akan menghancurkan pendidikan lagi.”
Baca juga: Undang-Undang Inggris Perpanjang Pembatasan Covid-19 Omicron Sampai Maret 2022
Craig Mackinlay, seorang backbencher Tory, memperingatkan aturan isolasi dapat menghalangi orang pergi ke pesta Natal atau pub.