Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Kerusakan tanggul di Aceh Tamiang yang semakin parah diyakini sebagai pemicu utama meningkatnya banjir di wilayah pesisir.
Kerusakan yang awalnya hanya terjadi di Telukhalban dan Rantaupakam, kini meleber ke Kampung Raja dan Marlempang akibat tidak adanya pemeliharaan.
Akibatnya, puluhan kampung di Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang terendam air sejak tiga hari lalu.
Situasi ini mendapat sorotan serius anggota DPR RI, Sudirman atau Haji Uma ketika meninjau posko banjir Aceh Tamiang di Istana Karang, Kecamatan Karangbaru, Senin (4/1/2022) menjelang tengah malam.
Baca juga: FOTO dan VIDEO Haji Uma Terobos Banjir dan Serahkan Bantuan
Setelah mendengarkan langsung penjelasan dari Kadis Sosial Aceh Tamiang, Zulfiqar mengenai perkembangan banjir
Haji Uma berharap Balai Wilayah Sungai Sumatera I bertindak cepat dengan turun ke lokasi untuk memastikan kondisi tanggul.
Menurutnya banyak aspek yang harus diperhatikan dalam penanganan tanggul karena menyangkut aliran sungai.
“Banyak hal teknis yang harus diperhatikan, bisa saja untuk normalisasi yang membutuhkan pelebaran alur sungai,” kata Haji Uma.
Sikap cepat dan tepat ini disarankannya harus segera dilakukan karena kondisi tanggul sudah tidak memungkinkan menahan arus sungai.
Baca juga: Hilangkan Barang Bukti, Pelaku Jambret di Aceh Tamiang Bakar Tas Korban dan Isi di Dalamnya
”Setiap hujan deras, wilayah pesisir pasti terkena banjir, artinya kondisi tanggul sudah tidak bisa dipertahankan, butuh penanganan serius,” ungkapnya.
Padahal kata dia, bannjir yang melanda kawasan Aceh Tamiang hanya bersifat musiman yang seharusnya bisa diantisipasi sejak dini.
“Ini kan sebenarnya banjir musiman, janganlah banjir musiman menjadi musibah bagi masyarakat,” ujarnya.
Terpisah, Bupati Aceh Tamiang, Mursil mengakui kondisi tanggul di sepanjang pesisir Aceh Tamiang sudah kritis karena tidak pernah dilakukan perawatan.
Secara tegas Mursil mengatakan tanggung jawab aliran sungai merupakan wewenang provinsi.
Baca juga: Tinjau Daerah Terisolir, Bupati Aceh Tamiang Mursil Empat Kali Naik Rakit Batang Pisang
“Umumnya tanggul yang ada di pesisir itu sudah berusia 20 tahun, dan mirisnya tidak ada perawatan. Ini yang membuat mudah jebol,” kata Mursil.
Dia menjelaskan sebelumnya di Kecamatan Bendahara sudah dibangun sheet pile atau tanggul secara permanen pada 2019.
Namun dengan anggaran yang mencapai Rp 1,9 miliar, tanggul tersebut tidak bertahan lama dan saat ini sebagian besar sudah roboh diterjang banjir.
Saat ini kondisi tanggul beton tersebut patah menjadi beberapa bagian dan sebagian besar patahannya sudah tenggelam dengan air sungai.
Kerusakan ini sendiri sudah pernah ditinjau Forkopimda Aceh, di antaranya Gubernur, Kapolda, Pangdam dan Kajati Aceh yang datang secara bersama ke lokasi tanggul. (*)
Baca juga: Kapolda Aceh Tinjau Pengungsi Korban Banjir di Aceh Utara Juga Serahkan Bantuan