Berita Banda Aceh

Sidak RSUDZA, Komisi V DPRA Temukan Masalah, dari Ambulance Tak Layak Hingga AC & Monitor USG Rusak

Penulis: Masrizal Bin Zairi
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi V DPRA M Rizal Falevi Kirani bersama anggota komisi sedang mendengarkan penjelasan dari pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) saat melakukan sidak rumah rumah sakit tersebut, Selasa (4/1/2022).

Sedangkan pada Instalasi Kemotoran, Komisi V menemukan fakta bahwa jumlah ambulance belum memadai untuk frekuensi pasien atau jenazah yang harus dipulangkan.

Laporan Masrizal | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang membidangi kesehatan, kembali melakukan sidak ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Selasa (4/1/2022). 

Kegiatan sidak perdana di awal tahun 2022 dan yang kelima kali dilakukan oleh Komisi V ini, menyahuti laporan masyarakat tentang buruknya pelayanan di rumah sakit plat merah tersebut.

Hadir saat sidak, Ketua Komisi V M Rizal Falevi Kirani bersama enam anggota komisi yaitu, Tarmizi SP, Muslim Syamsudin, Nora Idah Nita SE, Ansari Muhammad SPT MSi, dr Purnama Setia Budi SpOG, dan Fakhrurrazi H Cut.

Sementara dari pihak manajemen rumah sakit diwakili oleh Wakil Direktur Pelayanan, dr Endang beserta beberapa pegawai RSUDZA dikarenakan pada waktu bersamaan sedang adanya kegiatan rapat dan pemberian SK Tenaga Kontrak pada RSUDZA.

Komisi V mengawali sidak dengan mengunjungi ruang UGD, dilanjutkan ke  ruang Instalasi Pemusalaran Jenazah, Instalasi Kemotoran, ruang pelayanan rawat inap, ruang pendaftaran rawat inap, ruang radiologi, toilet, dan fasilitas lainnya di RSUDZA.

Dalam sidak itu, Falevi Kirani menemukan sejumlah masalah di rumah sakit tersebut.

Baca juga: Mengejutkan! Ini Temuan Komisi V DPRA Saat Sidak RSUZA, Ada Alkes Berusia 13 Tahun

Pada ruang instalasi UGD, ungkapnya, terdapat permasalahan kapasitas UGD penuh, sehingga perlu penambahan bed dan perluasan UGD yang memadai.

"Pada ruang instalasi pemusalaran jenazah tahun 2021, RSUDZA sudah memulangkan kurang lebih 3.000-an," ujar Falevi Kirani usai melakukan sidak kepada Serambinews.com.

Sedangkan pada Instalasi Kemotoran, Komisi V menemukan fakta bahwa jumlah ambulance belum memadai untuk frekuensi pasien atau jenazah yang harus dipulangkan.

"Banyak ambulance yang sudah tidak layak lagi," ungkap Falevi Kirani.

Selanjutnya, pada fasilitas pelayanan rawat inap juga terdapat 40 kamar yang rusak yang tidak dapat digunakan.

Demikian juga kamar rawat inap yang dapat digunakan, tetapi terdapat beberapa kerusakan seperti AC, plafon, bed dan sebagainya.

Baca juga: 4 Loket Apotek RSUDZA tanpa Petugas, Saat Sidak Kepala Ombudman dan Anggota DPD

"Pada instalasi pendaftaran pasien rawat inap, dari peninjauan kita melihat masih panjangnya antrean pasien yang menunggu kamar untuk rawat inap," tambah politikus Partai Nanggroe Aceh (PNA) ini.

Hal ini, lanjutnya, dikarenakan kamar yang penuh, loket pendaftaran hanya terdapat satu loket dan masih adanya kurang informasi yang diberikan petugas kepada keluarga pasien yang menyebabkan keluarga pasien menunggu dalam waktu yang lama.

Pada instalasi radiologi, Komisi V DPRA menemukan adanya monitor USG yang rusak.

Bahkan, kata Falevi Kirani, dari informasi yang diberikan manajemen rumah sakit menyampaikan alat MRI yang ada saat ini usianya sudah 10 tahun.

Sehingga jika digunakan MRI 10 orang pasien sehari, maka MRI down. 

"Untuk CT Scan setiap harinya jumlah pasien membludak 25-35 pasien, dokter tidak sanggup perlu penambahan alat dan dokter. Demikian juga perlu adanya penambahan dokter SpOG," sebut Falevi Kirani.

Baca juga: Sidak RSUDZA, Ombudsman dan Senator Aceh Temukan Sejumlah Loket Apotek Kosong

Tak hanya itu, tambah Ketua Komisi V DPRA ini, saat ini yang sangat diperlukan di RSUDZA adalah Banker Oncology.

Karena jika itu belum ada, semua pasien kanker harus dirujuk ke Sumatera Utara atau Jakarta yang tentunya berat bagi pasien kurang mampu.

Selanjutnya, pelayanan terhadap pasien baik itu pada UGD dan ruang rawat inap, Komisi V DPRA melihat belum dilakukan secara maksimal.

Kondisi ini dapat dilihat dari pasien antre memerlukan waktu yang lama.

Komisi V DPRA mengharapkan, pihak manajemen segera berbenah dari pelayanan dan koordinasi dengan rumah sakit kabupaten/kota tentang pasien rujukan.

"Manajemen rumah sakit harus benar-benar melakukan pembenahan, guna memastikan seluruh layanan rumah sakit tetap akan berlangsung dengan baik," demikian Falevi Kirani.(*)

Baca juga: VIDEO - Mensos Risma Bantu Pasien Kanker Tulang Ganas di RSUDZA Banda Aceh

Berita Terkini