Ketegangan China-AS memang sangat meningkat semenjak Trump menjadi Presiden AS, namun ketegangan itu tidak bertambah baik ketika Joe Biden menggantikan Trump.
Adalah rahasia umum, suka tidak suka, AS telah menempatkan Cina sebagai rival strategisnya dalam percaturan global, dan Cina juga tidak akan tinggal diam membiarkannya.
Semenjak kejatuhan Uni Soviet pada awal tahun 90-an, praktis AS berperan sebagai pemain tunggal global-bahkan menjadikan dirinya sebagai polisi dunia.
Kemajuan ekonomi Cina yang sangat luar biasa, terutama dalam 30 tahun terakhir, telah membuatnya tidak hanya menjadi raksasa ekonomi, tetapi telah menjelma menjadi ancaman kepentingan AS dalam percaturan politik global.
Sekalipun Cina pada era Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet pasca-Perang Dunia II, mempunyai kekuatan nuklir, namun dalam perebutan hegemoni dianggap tidak signifikan.
Alasannya? Karena ekonominya yang sangat kecil dan lemah.
Namun posisi itu kini telah berubah total. Kemajuan ekonomi Cina sangat tercermin dengan melihat kepada angka-angka terakhir.
Jika pada tahun 1960 kue ekonomi Cina, GDP, hanya 11 persen dari kue ekonomi AS, pada tahun 2019, kue itu telah membesar menjadi 67 persen dari ekonomi AS (Globaltimes 2022).
Tidak hanya itu, sekalipun GDP nominal AS pada tahun 2021 lebih besar AS- 22,675 triliun dollar, Cina 16,642 trillun dollar, namun angka itu menjadi lain ketika dilihat dari konteks paritas daya beli.
Ketika GDP dihitung dengan menggunakan paritas daya beli, GDP Cina meninggalkan jauh GDP AS dengan jumlah 4 triliun dollar lebih (IMF 2021).
Capaian pertumbuhan GDP yang terus bertambah itu sebenarnya tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Cina yang tinggi bahkan sebelum tahun-tahun Covid-19, sering berada pada angka dua digit.
Pada tahun 2021 yang lalu pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 8,1 persen, jauh lebih tinggi dari ekonomi AS yang hanya 5,7 persen (Globaltimes 2022).
Menurut beberapa ramalan lembaga dan media internasional yang kredibel, paling kurang di ujung dekade ini, Cina akan meninggalkan AS dalam capaian GDP, yakni pada tahun 2030 (IMF 2019, World Economic Forum 2018).
Ramalan terbaru yang memasukkan dampak pandemi dalam dua tahun terakhir dari media Nikkei Asia (2020) bahkan memproyeksikan Cina akan melampai GDP AS pada tahun 2028.
Dimana Posisi Cina?