Baca tanpa iklan
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Harga minyak mentah hasil pengeboran tradisional di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur mencapai Rp 750 ribu per drum.
"Kadang-kadang agen beli di sini Rp 750 ribu per drum," ungkap salah satu pekerja yang sedang memasukkan minyak mentah dari jeriken ke dalam drum di Desa Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.
Selanjutnya, kata pekerja, minyak mentah tersebut dibawa ke dapur penyulingan untuk dijadikan bahan bakar minyak (BBM).
"Ada yang suling di dapur di sini, ada juga yang bawa ke luar daerah. Ada juga yang sudah jadi BBM, baru dibawa keluar daerah, " katanya.
Disela-sela pekerja memasukkan minyak ke dalam drum, tampak seorang anak laki-laki membawa jeriken berisi minyak mentah untuk dijual kepada agen setempat.
Tampak anak usia SD itu pun menerima uang ratusan ribu rupiah hasil penjualan minyak mentah tersebut.
Baca juga: Muspika Minta Warga Rumah Dekat dengan Sumur Terbakar Jangan Memasak Dulu, Hindari Kebakaran Susulan
Muhammad, Keuchik Gampong Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur mengaku, anak-anak dan kaum ibu di desa itu umumnya memang bermata pencaharian mengumpulkan minyak mentah atau meleles minyak yang meluber dari lokasi sumur yang dibor.
"Lebih kurang aktivitas ini sudah dilakukan masyarakat sekitar 6 tahun,” sebut Keuchik Muhammad.
“Selain ibu-ibu meleles minyak, anak-anak pun ikut karena tak bisa dilarang. Nanti pulang meleles, bajunya sudah basah dengan minyak," ungkap Muhammad.
Pendapatan yang diperoleh warga yang meleles pun bervariasi, tergantung harga minyak.
"Kalau sudah terjadi kebakaran sumur seperti Jumat malam lalu, maka harganya turun," ungkap dia.
Baca juga: Tim KBR Gegana Polda Aceh Ambil Sampel dari Lokasi Sumur Minyak Terbakar, Ini Tujuannya
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, agen setempat membeli minyak mentah hasil lelesan sebesar Rp 60-85 ribu per jeriken ukuran 35 liter.(*)