Karena pada dasarnya setiap orang selalu merasa tidak cukup, berapa pun besaran pendapatannya.
Selagi masih punya pendapatan kecil, semisal UMR atau penghasilan dari pekerja lepas (freelance), maka sudah saatnya belajar menyisihkan uang untuk tabungan.
Tujuannya agar nanti saat sudah punya penghasilan besar, bisa lebih mudah dalam mengatur keuangan.
Supaya bisa menabung tepat waktu, bisa dengan memanfaatkan fitur autodebet yang ada pada setiap bank.
Jadi, andaipun terlupa untuk menyisihkan gaji atau pendapatan pada tanggal yang sudah ditentukan, maka bank akan menyisihkan secara otomatis ke rekening khusus tabungan Anda.
Bagi pelajar, bisa menyisihkan uang tabungan dari jajan harian setiap paginya atau menyisihkan uang dari hadiah menang lomba tertentu dan uang kaget lainnya seperti amplop hari raya dan angpao.
3. Persentase Tabungan
Berapa persen uang yang harus ditabung dari penghasilan Anda?
Ada banyak versi dalam menentukan berapa persen uang yang harus ditabung dari penghasilan.
Cara paling mudah yakni dengan menyisihkan 2 persen di awal-awal untuk membangun kebiasaan menabung.
Kemudian perlahan berlanjut ke tahap menyisihkan 10 persen uang tabungan dari penghasilan. Jumlah ini dianggap ideal untuk tabungan atau investasi.
Selanjutnya, persentase tabungan paling baik adalah di angka 20 persen dari penghasilan. Sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sebesar 50 persen dan untuk senang-senang sebesar 30 persen.
Karyawan dengan pendapatan UMR masih bisa melakukan ini, namun bila sudah berkeluarga, pertimbangannya tentu ada di Anda.
Bila penghasilan mulai meningkat atau di atas UMR, sudah bisa mulai menyisihkan tabungan sebesar 50 persen dari penghasilan.
Baca juga: Cara Jalankan Bisnis Sampingan untuk Cari Pendapatan Tambahan, Milenial Generasi Sandwich Wajib Coba
Terutama bagi karyawan dengan gaji dua digit ke atas (puluhan juta), tahap ini sudah sangat memungkinkan untuk menabung sebesar 50 persen dari pendapatan.