Opini

Puasa yang Dirindukan Allah

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Lukman Hakim A Wahab MAg Dosen Teologi Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Kelanjutan dari kesadaran ini kemudian kita menemukan banyak amalan yang dianjurkan tentang perlunya kesalehan sosial seperti bersedekah, menyantuni fakir miskin, berbagi makanan dan lain-lain.

Bahkan diriwayatkan bahwa mukimin yang memiliki kesadaran filantropi dalam bulan Ramadhan ini menjadi sosok yang dirindukan oleh surganya Allah; pemberi makanan orang yang lapar, orang yang berpuasa dan orang yang selalu menjaga lisan.

Allah merindukan puasa dari hambanya yang memiliki kepedulian bersama dan menjaga lisan dari menyakiti.

Sebaliknya Allah tidak menginginkan amalan puasa hamba yang abai menjaga lisan dan perbuatan keji.

Hal ini sebagaimana yang dinukilkan dalam sebuah hadist “Barang siapa yang tidak dapat meninggalkan perkataan perkataan kotor dan mengamalkannya.

Maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan dahaga yang dia tahan ( HR.Bukhari).

Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Abu Huraira bahwa Rasulullah bersabda “Puasa bukan sekedar menahan makan dan minum saja, akan tetapi puasa adalah menahan diri dari perkataan lagw (sia-sia) dan rafats (jorok).

Apabila ada orang yang mencelamu atau berbuat usil kepadamu, katakana kepadanya aku sedang puasa, aku sedang puasa!” (HR.Ibnu Majah dan Hakim).

Semoga kita dapat mengoptimalkan amalan yang penuh dengan pengampunan ini.

Kita menyadari bahwa jiwa dan raga kita dipenuhi noda dan dosa.

Allah mempersembahkan Ramadhan bentuk kasih sayang-Nya bagi hamba-hamba yang merindukan keampunan.

Semoga puasa kita Ramadhan ini termasuk puasa yang dirindukan Allah.

Amin ya Rabb al alamin!

Baca juga: Asyiknya Berbuka Puasa di Aceh Festival Ramadhan, Ada Atraksi Memasak Makanan Tradisional Lho

Baca juga: Mana yang Harus Didahulukan, Meneguk Segelas Air atau Membaca Doa Buka Puasa? Ini Kata Abu Mudi

Berita Terkini