"Nama-nama kejahatan, menyebarkan pemikiran ekstremis, separatisme, tuduhan ini tidak masuk akal," katanya.
Tetapi ketika Ayup mengedarkan daftar di antara diaspora Uughur untuk meminta orang-orang menjamin mereka yang mereka kenal, hanya delapan dari 30 yang setuju untuk berbicara di depan umum.
Ayup kecewa, namun tetap bertekad untuk mendokumentasikan penguncian rakyatnya.
Baca juga: China Serang Pernyataan 43 Negara, Buat Tuduhan Tak Berdasar dan Kebohongan Atas Muslim Uighur
“Kami akan menang pada akhirnya, karena kami berada di pihak keadilan,” katanya.
“Kami berada di sisi kanan sejarah.”
Sementara, Uighur lain dari kotapraja Bulaqsu yang sekarang tinggal di pengasingan mengatakan mengenal 100 orang dalam daftar, termasuk tetangga dan sepupu.
Bahkan, ada ayah dan anak, keduanya dijatuhi hukuman penjara, kata pria itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan dari otoritas China,
Pada saat Mahmutohti Amin (81) mantan pedagang rempah-rempah yang tinggal di Turki, tiba di wilayah Kashgar China pada 2017, putranya, Ghappar Tohti, telah ditangkap.
Putranya yang lain, Polat Tohti, juga ditangkap, kata menantu perempuannya.
Namun Amin baru mengetahui berapa lama hukuman mereka saat melihat daftar tersebut.
Ghappar mendapat hukuman tujuh tahun penjara dan Pola mendapat 11 tahun penjara.(*)