Adapun korban yang meninggal dunia adalah Dzaky Al Khairi (14), pelajar asal Desa Paya Robah, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai; Ibnu (18), warga Tanjung Jati, Kabupaten Langkat; dan Ahmad Fahriza Sufi, warga Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat.
Sedangkan korban yang kritis adalah Fath Rasyid Annafi Ginting (16), remaja asal Tanjung Jati, Kabapten Langkat.
Berkat koordinasi Muspika Lhoknga yang terdiri atas Camat, Danramil Kapten Arm Usman, Kapolsek, Ipda F Atmaja SHKa, dan pihak puskesmas setempat, jenazah ketiga korban sudah dapat dipulangkan ke kampung mereka masing-masing menggunakan ambulans PMI Banda Aceh dan Aceh Besar pada pukul 19.45 WIB tadi malam.
Kapolres Aceh Besar, AKBP Carlie Syahputra, melalui Kapolsek Lhoknga, Ipda F Atmaja SHKa, yang dikonfirmasi Serambi, tadi malam, membenarkan adanya kejadian tersebut dan terjadi sekitar pukul 15.20 WIB.
"Sebelum pelajar itu mandi, pemilik kafe atas nama Anisrullah sudah mengingatkan mereka agar tidak mandi di tengah karena ombak sedang tidak bersahabat," ungkap Kapolsek.
Tak lama berselang atau sekitar 20 menit kemudian, menurut Ipda F Atmaja, salah seorang dari empat pelajar yang mandi di pantai itu bernama Fatih Rasyid Hanafi (korban kritis) tiba-tiba meminta tolong dengan melambaikan tangannya ke atas karena dia terseret arus ombak ke tengah laut.
"Melihat Fatih meminta tolong, tiga temannya berenang ke arah Fatih dengan maksud untuk menolong.
Tapi, mereka malah ikut terseret ombak dan akhirnya tenggelam," jelas Ipda F Atmaja.
Kini, sebutnya, Fatih masih mendapat perawatan di RSUD Meuraxa.
Sedangkan korban meninggal sudah dibawa pulang ke Sumatera Utara.
Harus Jadi Perhatian Semua Pihak
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Aceh Besar, Ridwan Jamil SSos MSi, yang dimintai tanggapannya soal tiga pelajar asal Sumatera Utara yang meninggal dunia akibat terseret arus saat berenang di Pantai Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, kemarin, mengatakan, kejadian itu hendaknya menjadi perhatian serius dari semua pihak, terutama pelaku usaha di objek wisata tersebut.
"Kami minta para pelaku usaha di pantai agar turut terlibat mengimbau pengunjung untuk tidak mandi di lokasi-lokasi yang dilarang.
Jangan hanya mementingkan bisnis dan keuntungan, tapi mengabaikan keselamatan para pengunjung pantai.
Nyawa itu sangat mahal, kasihan pengunjung yang tidak tahu kondisi pantai," kata Ridwan Jamil saat dihubungi Serambi, Rabu (18/5/2022) tadi malam.