Menurut pria yang akrab disapa RJ ini, para pelaku usaha yang menjalankan bisnis di tempat wisata itu merupakan orang-orang yang paham dan mengerti tentang kondisi pantai.
"Kami mohon, tolong diperhatikan hal ini.
Jangan terus-terusan kita mendengar jatuhnya korban jiwa.
Kasihan sekali, rasa empati dan kepedulian kita tidak ada," ungkap Ridwan Jamil.
RJ menerangkan, papan-papan larangan mandi di lokasi-lokasi dilarang yang pernah dipasang oleh pihak terkait pada area-area pantai juga dicabut.
Sehingga, tambah Ridwan Jamil.
rentetan para korban yang berjatuhan, hilang, dan ditemukan meninggal akibat terseret arus terus terjadi setiap saat.
"Besar harapan kami, agar para pelaku usaha di tempat wisata terlibat aktif dalam memberikan informasi yang benar kepada pengunjung tentang di lokasi mana saja yang dilarang untuk mandi.
Kalau sudah kejadian begini, sangat-sangat miris kita mendengarnya," pungkas Kalak BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil. (hd/mir)
Baca juga: Dihadang Ombak Besar, Speedboat Pembawa Bupati Aceh Singkil Gagal Berlayar
Baca juga: Ombak Besar dan Angin Kencang Melanda, Banyak Nelayan di Aceh Utara Pilih Tidak Melaut