Jurnalisme Warga

Wisata Religi ke Masjid Rahmatullah Lampu’uk

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CHAIRUL BARIAH, Wakil Rektor II Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki), Dosen Fakutas Ekonomi Universitas Almuslim, dan Anggota FAMe Chapter Bireuen, melaporkan dari Lampu’uk, Aceh Besar

Hari itu seakan akhir dunia bagi siapa pun yang mengalaminya.

Banyak anak menjadi yatim piatu dan orang tua kehilangan anaknya.

Semua sibuk menyelamatkan diri.

Bukan tak ingin menolong, tapi tak ada kesempatan untuk melakukannya sehingga banyak yang terluka, bahkan terkubur dalam gulungan ombak.

Salah satu daerah yang paling parah terdampak tsunami saat itu adalah Desa Lampu’uk yang terletak di bibir pantai Aceh Besar.

Di desa ini tak ada rumah yang selamat, semua rata dengan tanah karena disapu habis oleh tsunami.

Tapi ajaibnya, di tengah hamparan yang luas, dipenuhi puing-puing kehancuran berdiri kokoh sebuah masjid yang dikenal dengan nama Masjid Rahmatullah, masuk dalam wilayah Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.

Sesuai dengan namanya “Masjid yang dirahmati Allah” ini tak goyah diterjang dahsyatnya tsunami.

Walaupun sudah 17 tahun berlalu, tapi belum ada kesempatan bagi saya dan keluarga berkunjung khusus ke masjid ini, kecuali minggu lalu.

Wisata religi ke Masjid Rahmatullah ini beberapa hari lalu mendatangkan banyak pembelajaran bagi saya.

Saat memasuki halaman masjid terasa ada aura berbeda, karena pikiran saya jauh mengenang saat peristiwa tsunami terjadi.

Kami kehilangan paman berserta istri dan satu putrinya di Gampong Ulee Lheue.

Adik mamak yang berprofesi sebagai perawat di Rumah Sakit Kesdam juga hilang berserta putrinya.

Terbayang kembali saat putra paman yang selamat tapi penuh dengan luka diterbangkan oleh tim SAR ke Medan untuk mendapatkan perawatan, dia tinggal sebatang kara.

Namun, karena kepedulian dari keluarga dan beberapa pihak dia sedikit terhibur saat itu.

Halaman
1234

Berita Terkini