Kupi Beungoh

Bandara SIM, Pintu Penggerak Ekonomi dan Menjaga Marwah Aceh

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jafar Insya Reubee, Anggota Komunitas Aceh di Malaysia

Ini tidak bisa dibiarkan, seluruh unsur dari Aceh harus terus kompak memperjuangkan untuk dibukanya penerbangan internasional melalui Bandara SIM.

Pemerintah Aceh, DPRA, anggota DPR RI dan Senator dari Aceh, para tokoh serta pelaku usaha harus kompak melobi dan menuntut sampai dibukanya penerbangan internasional Bandara SIM.

Baca juga: Setelah 2 Kali Puasa, Malaysia Kembali Bergairah, Shalat Tarawih Diizinkan di Semua Masjid dan Surau

Makanya jika ini gagal, bukan hanya terhambatnya perekonomian Aceh melalui sektor pariwisata, tapi juga menjatuhkan marwah Aceh. Karena lobi Aceh tidak berdaya lagi di hadapan Pemerintah Pusat.

Saya mengapresiasi perjuangan berbagai pihak yang telah menyuarakan aspirasi untuk dibuka penerbangan internasional Bandara SIM. Perjuangan ini jangan berhenti di tengah jalan.

Tapi perjuangan ini agar penerbangan internasional melalui Bandara SIM benar-benar dibuka. Supaya nantinya wisatawan bisa datang ke Aceh melalui Bandara SIM. Sehingga berdampak positif secara luas bagi kebangkitan perekonomian Aceh.

Jangan sampai wisatawan yang ingin ke Aceh harus melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta atau Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.

Bila ini terjadi maka dipastikan berdampak berkurangnya wisatawan ke Aceh. Sehingga Aceh tidak bisa memanfaatkan secara maksimal dampak ekonomi dari sektor Pariwisata.

Jadi jangan sampai rencong kiri kanan, tapi warga Aceh untuk bepergian ke luar negeri harus melalui Sumatera Utara atau Jakarta. Di mana marwah Aceh!

*) PENULIS, Anggota Komunitas Aceh di Malaysia

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Berita Terkini