Anggota DPRA Dapil I (Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang) ini mengatakan oleh karena itu pihaknya sangat mendukung agar Sabang menjadi lokasi agrowisata Salak Sabang.
SERAMBINEWS.COM - Anggota DPRA dari Partai Amanat Nasional (PAN), Muchlis Zulkifli ST, mengatakan Salak Sabang mulai berkembang.
Apalagi sudah dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Anggota DPRA Dapil I (Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang) ini mengatakan oleh karena itu pihaknya sangat mendukung agar Sabang menjadi lokasi agrowisata Salak Sabang.
Caranya antara lain dengan membangun berbagai fasilitas pendukung, seperti gapura dan penyiapan kebun yang aman dilewati masyarakat.
"Selain itu, informasi yang kami terima bibit Salak Sabang juga sudah mulai diminati masyarakat.
Oleh karena itu kami sangat mendukung agar Salak di Sabang ini menjadi Varietas Unggul Nasional," Muchlis Zulkifli.
Dengan demikian, kata Muchlis, nantinya bibit Salak Sabang tersebut akan bersertifikat.
Baca juga: Nikmatnya Buah Nanas Toa, Produk Agrowisata Aceh Tengah dengan Harga Tak Menguras Kantong
Kemudian bisa dibeli secara umum di Aceh dan maupun luar Aceh, sehingga hal ini tentu memberi nilai tambah bagi petani.
"Apalagi Salak Sabang ini memiliki kekhasan yang tidak sama dengan salak – salak lain di Indonesia," ujar Muchlis Zulkifli ST.
Distanbun Aceh Observasi untuk Usul Jadi Varietas Unggul
Seperti diberitakan sebelumnya, Kota Sabang bukan saja terkenal dengan keindahan alam sebagai obyek wisata khususnya di kilometer nol dan sejumlah objek wisata lainnya.
Tetapi, Sabang kini juga berpotensi menjadi Agrowisata Salak. Salak Sabang yang manis itu bisa mudah didapat di kota wisata ini, termasuk saat menikmati indahnya di laut di Kota Sabang itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir Cut Huzaimah MP, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Sabtu (30/7/2022).
Menurutnya, agro wisata Salak di Sabang saat ini sudah mulai tumbuh.
Baca juga: VIDEO Warga Tangse Kembangkan Kebun Agrowisata di Negeri Atas Awan
Pengunjung bisa memanen langsung di tempat dengan harga terjangkau.
Cut Huzaimah mengatakan asal muasal salak di Sabang pada tahun 1990 yang juga Salak Pondok dibawa dari Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Awalnya hanya ditanam di spot-spot kecil, kemudian kini berkembang sekitar 25 hektare yang tersebar di Kecamatan Sukajaya dan Sukakarya.
Selain di lokasi itu, salah satu yang potensial untuk dikembangkan Salak juga di Balohan.
Pasalnya di lokasi ini memiliki hamparan yang luas.
"Oleh karerna itu, di lokasi ini sangat potensial untuk dijadikan agrowisata kampung buah salak.
Lokasinya juga sangat strategis, hanya lima menit perjalanan dari Pelabuhan Balohan dan Bandara Maimun Shaleh, Sabang," kata Cut Huzaimah.
Baca juga: Cegah Abrasi Hingga Ciptakan Agrowisata, Pinggiran Sungai Gunung Pandan Ditanami Durian
Cut Huzaimah mengatakan Distanbun Aceh sangat mendukung agar potensi salak di Sabang dikembangkan lebih luas dan hasilnya nanti lebih berkualitas.
"Kami siap memberikan pendampingan dan pembinaan agar branded Salak di Sabang menjadi lebih berkualitas dengan cita rasa buah perat, kandungan air sedikit, sehingga lebih enak dan gurih," kata Cut Huzaimah.
Oleh karena itu, katanya Tim Distanbun Aceh melalui UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (BPSBTPHP) sedang melakukan observasi mengangkat salak lokal di Sabang menjadi Salak Varietas Unggul Nasional (VUN).
Sementara itu, Kepala UPTD BPSBTPHP Distanbun Aceh, Habiburrahman STP MSc, mengatakan, salak Sabang memiliki keunggulan spesifik lokasi.
Hasil identifikasi dan observasi tahap pertama yang kami lakukan dari Tim Pemulia dan Pengawas Benih Tanaman (PBT) dari UPTD BPSBTPHP Distanbun Aceh menunjukan bahwasanya salak yang sudah mulai di tanam sejak tahun 1990 layak diusulkan menjadi Varietas Unggul Nasional.
Hal ini diperkuat dengan telah keluarnya hasil laboratorium Tanaman Buah Institut Pertanian Bogor.
Hasilnya dijumpai perbedaan antara DNA Salak yang ditanam di Sabang dengan Salak Pondok, Kabupaten Sleman DIY.
Berdasarkan hasil tersebut telah dilakukan karakter salak pada periode panen tahap I oleh Tim BPSBTPHP.
Hasilnya diperoleh deskripsi untuk mengusulkan pendaftaran kepemilikan pada pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) Kementrian Pertanian RI oleh Walikota Sabang dengan estimasi menjadi Varietas Unggul pada bulan Desember 2022.
Kemudian akan ikut sidang dalam rangka pendaftaran peredaran untuk dilepas menjadi Varietas Unggul yang harapannya ke depan kota Sabang dapat memproduksi secara massal benih bersertifikat tanaman salak untuk dikomersilkan seluruh Indonesia. (*)