Pada saat mulai diarahkan untuk membubarkan diri, ada sebagian kecil mahasiswa yang tidak menerima karena bersikeras untuk masuk ke dalam Gedung DPRK, sehingga kondisi tersebut sempat memunculkan amarah antar sesama mahasiswa sehingga terjadi kericuhan.
“Sebelum aksi unjuk rasa ini kita laksanakan, kita sepakat mendengarkan satu komando, dan ketika terjadi kericuhan dan tidak mengikuti suara komando maka mereka diluar tanggung jawab komando, dan kita lepas tangan,” jelasnya.
DPRK Sepakat Tolak Kenaikan Harga BBM
Ketua DPRK Aceh Barat, Samsi Barmi didampingi Wakil Ketua Ramli SE dan H Kamaruddin sepakat menolak kenaikan harga BBM dengan ikut serta menandatangani kesepakatan bersama bahwa pemerintah harus menurunkan kembali harga BBM.
“Kami dari pimpinan DPRK sepakat dengan tuntutan mahasiswa, dan kami akan segera mengirimkan surat penolakan kenaikan BBM ke DPR RI dan Presiden,” jelas Samsi Barmi di depan para pengunjuk rasa.
Baca juga: Polres Bireuen Musnahkan Tanaman Ganja di Gle Penceuk Peulimbang
Disebutkan, pada hari itu juga nota kesepakatan tersebut segera dikirimkan, sehingga apa yang menjadi tuntutan mahasiswa seperti meminta pemerintah turunkan harga BBM dan medesak pemerintah memasukkan kasus pembunuhan Munir dalam pelanggaran HAM berat.
Ketua dan para Wakil Ketua DPRK Aceh Barat bersama sejumlah anggota ikut hadir langsung di tengah-tengah para mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa saat itu, hingga semuanya meninggalkan halaman Gedung DPRK Aceh Barat.
Kapolres Aceh Barat AKBP Pandji Santoso yang memimpin langsung pengaman jalannya aksi tersebut berhasil mengendalikan kerusuhan yang terjadi di tengah aksi unjuk rasa saat itu.
“Masa yang nyaris bentrok kedua kalinya antara sesama mahasiswa dalam aksi tersebut berhasil dicegah secara humanis, tanpa ada korban, sehingga mahasiswa membubarkan diri satu persatu dengan aman dan tertib dan aman.(*)
Baca juga: Ada yang Diamankan, Sejumlah Mahasiswa Dilarikan saat Ricuh Demo Tolak BBM Naik di DPR Aceh