Berita Pidie

Harga BBM Meroket, Nelayan Pidie Batasi Pergi Melaut, Warga Pusing

Penulis: Muhammad Nazar
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nelayan menambatkan boat di TPI Pasi Peukan Baro, Kecamatan Kota Sigli, Pidie, Kamis (22/9/2022).

Laporan Muhammad Nazar | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Akibat pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, ternyata sangat berdampak dirasakan nelayan di Pidie. 

Nelayan yang hanya punya pekerjaan mencari ikan kini membatasi pergi melaut karena tak mampu beli BBM.

"Sejak pemerintah menaikkan harga BBM jenis solar, nelayan Pidie menjerit. Sebab, kenaikan harga BBM tidak sesuai dengan hasil tangkapan ikan nelayan di laut," kata Panglima Laot Pidie, Hasan Basri, kepada Serambinews.com, Jumat (23/9/2022).

Menurutnya, saat ini harga ikan tidak sesuai dengan naiknya harga BBM. Sebab, saat hasil tangkapan ikan melimpah justru harga ikan turun dari Rp 7.000 hingga 8.000.per kg. 

Sementara harga BBM jenis solar Rp 7.200 per liter tidak pernah turun.

“Jadi pendapatan nelayan tidak sesuai lagi dengan naiknya harga BBM. Sebenarnya, kondisi ini sangat terjepit dirasakan nelayan, tapi mereka tidak tahu harus mengadu kemana. Sehingga mau tidak mau harus tetap melaut," ujar lelaki yang kerap disapa Toke Hasan ini.

Dikatakan, saat pemerintah menaikkan harga BBM sehingga nelayan tidak leluasa pergi mencari ikan di laut. 

Karena, harus dipastikan lebih dahulu terhadap kawanan ikan di perairan laut Pidie. Jika kawanan ikan tidak ada, maka nelayan tidak bisa bergerak  melaut. 

Sebab, jika dipaksakan maka nelayan akan rugi, lantaran harga BBM tinggi. 

"Kalau sebelum BBM naik, nelayan bisa bebas mencari ikan. Jika kawanan ikan tidak ada di perairan laut di Pidie, maka nelayan bisa mencari di perairan Meureudu Pidie Jaya, ke Samalanga atau ke Banda Aceh. Kalau sekarang tidak lagi," tegasnya.

Ia menyebutkan, saat ini pemilik boat tambah pusing semenjak harga BBM naik. Sebab, jika pemilik boat tidak mampu mengisi bahan bakar, maka warga tidak bisa mencari rezeki. Untuk itu, butuh perhatian pemerintah untuk mengurangi beban nelayan. Pemerintah harus hadir untuk nelayan. 

"Pemilik boat pusing, sebab jika tidak mampu beli BBM, otomatis warga telantar tidak bisa melaut. Bagaimana asap dapur keluarga mereka," kata Toke Hasan.

Menurutnya, nelayan memperoleh BBM di SPBU aman, hanya saja terkadang terkendala jika BBM tidak masuk ke SPBU, seiring peraturan Pertamina. 

BBM terkadang tidak tersedia di SPBU, dari satu hingga dua hari. Sehingga terkadang nelayan tidak bisa pergi melaut. "BBM yang diberikan untuk boat sesuai kapasitas. 

Untuk boat 5 GT dijatahkan BBM 85 liter hingga 100 liter per hari. Sementara boat 30 GT dijatahkan 600 hingga 800 liter per hari," pungkasnya.(*)

Baca juga: Dibaca pada Hari Jumat, Ini Keutamaan Baca Surah Al Kahfi Lengkap Ayat 1-10 Teks Arab & Terjemahan

Baca juga: Ratusan Sopir Truk Mogok, Protes Perbedaan Harga Material

Berita Terkini