SERAMBINEWS.COM, DUBAI - Pasukan keamanan Iran meningkatkan tindakan keras di wilayah Kurdi dengan mengerahkan pasukan kejut.
Pihak berwenang Iran terus melakukan tindakan mematikan terhadap demonstrasi nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral Iran.
Hampir empat minggu setelah Amini, seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun ditahan di Teheran karena pakaian yang tidak pantas.
Protes tidak menunjukkan tanda-tanda mereda dalam tantangan yang berani kepada penguasa ulama Iran, untuk menjatuhkan mereka.
Kerusuhan telah menggarisbawahi frustrasi terpendam atas kebebasan dan hak-hak di Iran, dengan banyak perempuan bergabung.
Kematian beberapa gadis remaja dilaporkan tewas saat berdemonstrasi telah menjadi seruan untuk lebih banyak protes.
Baca juga: Pemuda Teheran Minta Warga Demonstrasi Besar-Besaran, Gulingkan Rezim Iran
Iran mengerahkan anggota milisi Basij, pasukan yang berada di garis depan untuk menekan kerusuhan rakyat.
Hanya di daerah Kurdi, tujuh orang tewas selama aksi demonstrasi pada Rabu (12/10/2022) malam.
Video di media sosial yang tidak dapat diverifikasi Reuters pada Kamis (13/10/2022) yang menunjukkan apa yang tampak seperti Basij memukuli pengunjuk rasa di daerah Kurdi.
Dua sumber di Sanandaj, ibu kota provinsi Kurdistan mengatakan anggota Basij, bersama dengan polisi anti huru hara, menyerang demonstran.
Seorang saksi mengatakan ratusan polisi anti huru-hara dan pasukan Basij telah dipindahkan dari provinsi lain ke Kurdistan untuk menghadapi pengunjuk rasa.
“Beberapa hari yang lalu beberapa anggota Basij dari Sanandaj dan Baneh menolak mengikuti perintah dan menembak orang,” kata saksi.
Baca juga: Yaman Tuduh Iran Sebagai Pemicu Penderitaan Rakyat Yaman dan Rakyatnya Sendiri
“Di Saqez situasinya sudah terburuk, karena pasukan Basiji itu menembaki orang, rumah, bahkan jika tidak ada pengunjuk rasa," tambah saksi.
Relawan Basij, yang berafiliasi dengan Pengawal Revolusi elit, mungkin berjumlah jutaan, dengan 1 juta anggota aktif, kata para analis.
Meskipun protes terbaru telah berlangsung selama berminggu-minggu, pihak berwenang Iran memiliki pengalaman memadamkan kerusuhan yang lebih lama.
Pada tahun 2009, demonstrasi nasional yang meletus karena pemilihan yang disengketakan berlangsung selama sekitar enam bulan sebelum akhirnya dikendalikan.
Sedangkan banyak pejabat telah memberikan nada tanpa kompromi.
Seorang penasihat utama Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mempertanyakan apakah polisi harus menegakkan pemakaian jilbab.
Sebuah kritik yang jarang terjadi terhadap upaya negara untuk mengenakan jilbab.
Baca juga: Pasukan Keamanan Iran Tangkap Pelajar Kurdi, Demonstrasi Kematian Mahsa Amini
Kelompok hak asasi manusia telah melaporkan lebih dari 200 orang tewas dalam tindakan keras terhadap protes yang telah sangat intens di wilayah Kurdi.
Pasukan keamanan telah memadamkan kerusuhan oleh minoritas Kurdi di masa lalu.
Sebuah sumber di Sanandaj mengatakan polisi anti huru-hara menggeledah rumah dan menangkap puluhan anak muda.
Digambarkan, situasinya sangat tegang dengan ratusan petugas polisi di jalan-jalan kota.
“Kami juga mendapat informasi dari Baneh dan Saqez," ujar seoang warga.
"Mereka telah menangkap puluhan anak muda sejak kemarin, termasuk remaja,” tambah sumber yang menolak disebutkan namanya karena khawatir akan keselamatan mereka.
Kelompok hak asasi Hengaw, yang melaporkan wilayah Kurdi Iran, mengatakan pengunjuk rasa di 10 kota telah menghadapi kekerasan pasukan keamanan sepanjang Rabu (12/10/2022) malam.
Baca juga: Aksi Protes Terus Berlanjut di Iran, Dua Anggota Pasukan Keamanan Tewas
Di kota Kermanshah, tembakan langsung dari pasukan keamanan menewaskan dua orang.
Kelompok itu Itu juga memposting gambar jasad seorang pria berusia 18 tahun yang dikatakan sebagai salah satu korban tewas.
Sebuah video yang diposting di media sosial dari Kermanshah pada Rabu malam menunjukkan api menyala di jalan.
“Kermanshah sudah menjadi neraka, ini perang, ini perang,” sebuah suara terdengar berteriak.
Tiga anggota pasukan keamanan juga tewas di Kermanshah dan sekitar 40 lainnya terluka.
Dikatakan anggota keempat pasukan keamanan tewas di Mahabad, dan penembakan oleh pasukan keamanan menewaskan orang lain di Sanandaj.
Para pejabat telah membantah pasukan keamanan telah menembaki pengunjuk rasa.
Sebelumnya melaporkan sekitar 20 anggota pasukan keamanan tewas selama kerusuhan nasional.
Kurdi Iran, bagian dari etnis minoritas yang tersebar di antara beberapa negara regional yang aspirasi otonominya juga menyebabkan konflik dengan pihak berwenang di Irak, Suriah dan Turki.(*)