Menurut Ilham Maulana, kecenderungan manusia merasa hebat, menjauh dari konsep penghambaan, setiap saat ia merasa tercukupkan sangat besar, apalagi Allah mengizinkan Iblis dan semua setan yang bersamanya untuk menggoda manusia menuju ke sana.
Fenomena ini Allah sampaikan secara tegas dalam Alquran, surat Al-‘Alaq ayat 6-7: “Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup.”
Oleh karena itu, dia mengingatkan, untuk tidak pernah lupa, setiap segala sesuatu yang dimiliki seseorang, baik harta, ilmu, jiwa, raga dan lain sebagainya adalah titipan dari Allah SWT. Maka satupun di antara kita tidak boleh merasa memiliki itu semua, karena kita semua hanya dititipi oleh Allah SWT.
“Di sisi lain, keyakinan dan filosofi ini juga akan memberikan kepuasan tersendiri bagi setiap individu, karena ia merasa hanya sebagai hamba dan tidak terlalu terbebani dengan target-target pencapaian secara materi selama hidup di dunia,” ujarnya.
“Ketika beberapa di antara nikmat yang dititip tersebut ditarik kembali oleh Yang Mahakuasa, hal itu juga tidak akan membuat orang tersebut bersedih, karena ia tidak merasa memilikinya. Maka mudah baginya untuk berucap Inna lillaahi wainna ilaihi raajiuuun” tutupnya. (*)