Dari seratusan nelayan yang terdampar, saat ini diketahui ada dua pria yang mampu berbicara dengan bahasa Melayu. Salah satunya adalah Syamsul Alam.
Saat diwawancarai Serambinews.com, Syamsul Alam, menyebutkan, kalau mereka awalnya berasal dari camp pengungsi di wilayah Myanmar.
Selanjutnya dengan menggunkan sebuah kapal berlayar mengarungi lautan.
Sudah satu bulan mereka berada di laut. Sehingga pada Selasa dini hari tadi tiba di perairan Aceh Utara.
Menurutnya, selama di laut, kondisi semua Rohingya aman dan sehat.
Tidak pernah mengalami cuaca ekstrem ataupun ada Rohingya yang mengalami sakit parah di tengah laut.
Saat ditanya kenapa sampai mendarat di Perairan Aceh, apakah karena boat rusak, dia mengaku tidak.
Saat ditanya apakah tujuannya memang ke Peraiaran Aceh Utara, dianya mengangguk kepala.
#Swab Antigen
Di lokasi penampungan sementara para Rohingya, juga telah hadir petugas medis dari Puskesmas Muara Batu.
Sehingga satu persatu para Rohingya diperiksa kesehatan.
Selian itu juga dilakukan swab antigen.
Darma, seorang petugas medis di Puskesmas Muara Batu, menyebutkan, untuk hasil pemeriksaan awal, tidak ada Rohingya yang mengalami sakit parah.
Mayoritasnya hanya kelelahan saja.
Lamjut Darma, selain diperiksa kesehatan, para pengungsi Rohingya juga dilakukan swab antigen.
Hasil pemeriksaan, belum ada yang ditemukan suspeck Covid-19.