Berita Banda Aceh

Komisi I DPRA akan Gelar Rakor Bicarakan Soal Rohingya Terdampar di Aceh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi I DPRA Iskadar Usman Al Farlaky

"Apakah murni mereka ini sebagai pencari suaka politik atau mereka hanya menjadikan Aceh sebagai daerah transit dan kemudian mereka masuk ke Malaysia," lanjut politikus Partai Aceh ini.

Baca juga: Pemuda Aceh Selatan Lecehkan Anak SD, Korban Diajak Mandi Sungai, Diiming-iming Roti dan Es Krim

Hal ini perlu dilakukan mengingat selama ini banyak etnis Rohingya melarikan diri dari tempat penampungan sementara yang telah disediakan pemerintah.

"Seperti baru-baru ini di Lhokseumawe, mereka melarikan diri. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak murni sebagai pencari suaka politik kalau melarikan diri.

Lalu siapa yang memfasilitasi pelarian mereka, siapa yang menampung mereka, kemana mereka melarikan diri, ini juga harus diselidiki dan harus diusut secara tuntas," kata Iskandar lagi.

"Apakah benar ada indikasi misalnya terlibat sindikat human traffiking, mereka punya agen di Aceh dan Indonesia, kemudian mereka dibawa melalui Sumatera Utara dan masuk ke Malaysia dan di Malaysia mereka mencari kerja," imbuh Ketua Komisi I DPRA.

Baca juga: Kisah Ibu Donorkan Organ Hati ke Pimpinan Perusahaan Demi Anak Bisa Kerja, Malah Berakhir Sedih

Kondisi ini harus diselidiki sehingga Aceh tidak terus menerus dijadikan sebagai zona transit oleh etnis Rohinya dengan berbagai alasan kemanusiaan seperti boat rusak dan BBM habis.

"Kita juga tidak bisa serta merta mendengar dan mengakui apa yg mereka sampaikan ke kita. Berbulan-bulan di laut.

Inikan seperti ada persoalan baru di mana menjelang akhir tahun selalu ada kejadian ini. Bukan terdampar ke daerah lain, khusus ke Aceh," terang dia.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa serta merta menampung etnis Rohingya, sementara banyak kondisi ekonomi masyarakat Aceh yang juga membutuhkan perhatian dari pemerintah.(*)

Baca juga: 185 Rohingya Terdampar di Pidie, Sebagian Meninggal di Laut

Berita Terkini