Jurnalisme Warga

Kisah Pak Kalam yang Berprinsip “Kalau Mandi Sampai Basah”

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

T A SAKTI, penerima Kehati Award 2001 dari Yayasan Keanekaragaman Kehidupan Hayati Indonesia (Kehati) Jakarta, melaporkan dari Dusun Lamnyong, Gampong Rukoh, Darussalam, Banda Aceh

Selain karangan Syekh Muhammad bin Khatib Langien, Pak Kalam juga sudah melakukan hal serupa terhadap dua risalah Sayid Abdul Rahim bin Abdul Kadir alias Habib Seunagan.

Karena setiap kitab tidaklah banyak halamannya, maka ketujuh kitab itu dijilid menjadi sebuah buku yang normal ukurannya.

2) Pak Kalam Daud punya rencana untuk mengumpulkan berbagai hal unik dari sejarah Aceh, yang kemudian akan dijilid dalam sebuah buku. Dalam buku berjudul “ACEH” karya H.C. Zentgraaff (terjemahan), banyak keunikan sejarah Aceh yang ditulis wartawan Belanda itu.

Dalam mewujudkan tujuan ini, Pak Kalam telah meminjam buku saya karangan Zentgraaff dalam waktu lama. Saya tak diberitahukan sudah berapa buku yang sudah dikutipnya. Ternyata niat baik ini tak sampai terlaksana, karena beliau telah dipanggil oleh Allah Swt pada Desember tahun lalu.

3) Saya dengan Pak Kalam sudah berteman-sahabat lebih 20 tahun. Anehnya, kebersamaan kami berdua belum pernah terabadikan dalam selembar foto pun.

Dalam perjalanan kali kedua untuk menjenguk beliau di Rumah Sakit Pendidikan Kampus Darussalam, hal itu sempat saya lontarkan kepada Bang Bus yang mengantar saya ke sana. Saya pun sudah berniat mau foto bareng dengan Pak Kalam sore itu.

Sesampai di rumah sakit, petugas memberitahukan kami bahwa beliau sudah pulang ke rumah pada sore kemarin. Ketika saya telepon, ternyata keluarganya sedang memproses untuk masuk UGD RSUZA, Lampriek, Banda Aceh.

Akibatnya, tak selembar pun foto kami jadi bukti persahabatan dan kenangan.

4) Kami meredam perbedaan

Alhamdulillah, persahabatan saya dengan Pak Kalam berlangsung mulus, tanpa riak bergolak. Kenyataan ini bukan berarti kami tak memilki perbedaan sama sekali.

Dalam beberapa hal tertentu kami punya ketidaksamaan, tapi semua sumber konflik itu telah kami redam ke “dasar laut kebusukan”, demi tujuan mulia untuk menyelamatkan peradaban Aceh yang tengah digerus zaman.

VIDEO Unik Pohon Pisang Ini Berbuah 1000, Tandanya 2 Meter Sampai Tanah

Samanhudi Dibela 8 Pengacara, Kuasa Hukum Ungkap Percakapan Kliennya Dengan Otak Perampok

Helikopter yang Biasa Angkut Putin Kecelakaan di Moskwa

Berita Terkini