"Dua di Kahramanmaraş yang kemarin mengungsi dan hari ini dievakuasi oleh KBRI," kata Akbar saat dihubungi Serambinews.com, Selasa (7/2/2023).
Baca juga: Update Nasib Mahasiswa Aceh di Pusat Gempa Turki, Begini Keterangan IKAMAT
Meski demikian, kedua mahasiswa asal Aceh tersebut dipastikan dalam keadaan baik.
"Mereka dalam keadaan baik," tambah Ketua IKAMAT itu.
Saat ditanya nama dan asal kabupaten kedua mahasiswa Aceh itu, Akbar enggan membeberkan karena privasi.
Butuh Bantuan
Masih berdasarkan penuturan Ketua IKAMAT, masyarakat yang terdampak korban gempa khususnya WNI dan warga asal Aceh di sana membutuhkan berbagai peralatan.
Terlebih Turki saat ini sedang berada pada musim dingin, sehingga uluran tangan dunia sangat diharapkan membantu para korban di sana.
Pihaknya menyebutkan mereka di sana sangat membutuhkan peralatan seperti kasur, tenda keluarga, alat penghangat dan kompor mini.
"Hanya saja saya mendapatkan informasi bahwa bantuan uang tunai juga sangat dibutuhkan," kata Akbar.
Baca juga: Harga Emas Perhiasan di Banda Aceh Hari Ini Naik, Berikut Harga Lengkap, Termasuk Antam
Masih berdasarkan penuturannya, Turki mendeklarasikan hari berduka selama tujuh hari dan merupakan terpanjang dalam sejarah republik tersebut.
Seluruh NGO Turki dan dunia bergotong royong saling membantu para korban.
"Terdapat 65 negara dan 2.660 relawan berada dalam lapangan sekarang," ungkap Akbar.
Sementara sejauh ini sebagaimana dikutip dari Kompas TV, tercatat sudah 10 orang yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban gempa Turki.
Baca juga: Siapkan Dana Selangit, Investor Asal Qatar Siap Beli Manchester United
Empat dari sepuluh orang WNI korban luka tersebut telah dirawat di rumah sakit, sedangkan enam WNI lainnya sedang dievakuasi oleh pihaknya.
"Jadi empatnya sudah bisa kami rawat di rumah sakit, sementara enamnya sedang kami evakuasi, jadi total ada 10 orang," jelas Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) di Ankara, Turki, Lalu Muhammad Iqbal, Selasa.