Gempa Turkiye dan Suriah

Korban Meninggal Gempa Turkiye dan Suriah Tembus 50.000 Jiwa, 184 Orang Ditangkap

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bocah 6 tahun bernama Musa Hmeidi termasuk di antara beberapa orang yang berhasil diselamatkan setelah empat hari tertimbun puing-puing bangunan akibat gempa di Suriah.

 

Turkiye telah mulai bekerja untuk membangun kembali rumah-rumah setelah gempa bumi dahsyat yang terjadi bulan ini.

Hal ini disampaikan seorang pejabat pemerintah pada Jumat, ketika gabungan jumlah korban tewas di Turkiye dan Suriah melampaui 50.000.

Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa bumi 6 Februari yang menewaskan puluhan ribu orang di Turkiye dan negara tetangga Suriah.

Dilansir dari , Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) mengumumkan jumlah korban tewas di Turkiye akibat gempa bumi naik menjadi 44.218 pada Jumat (24/2/2023) malam.

Dengan jumlah korban tewas terbaru yang diumumkan Suriah sebanyak 5.914, jumlah korban tewas gabungan di kedua negara naik menjadi di atas 50.000.

Menghadapi pemilihan dalam beberapa bulan, Presiden Turkiye Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali rumah dalam waktu satu tahun.

Ini meskipun para ahli mengatakan pihak berwenang harus mengutamakan keselamatan sebelum mempercepat.

Beberapa bangunan yang dimaksudkan untuk menahan getaran runtuh akibat gempa bumi terbaru.

"Untuk beberapa proyek, tender dan kontrak telah dilakukan. Prosesnya berjalan sangat cepat," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, menambahkan tidak akan ada kompromi pada keselamatan.

Pihak berwenang mengatakan tenda telah dikirim untuk banyak tunawisma, tetapi orang-orang melaporkan kesulitan mengaksesnya.

"Saya punya delapan anak. Kami tinggal di tenda. Ada air di atas (tenda) dan tanah lembab. Kami meminta tenda lagi dan mereka tidak memberikannya kepada kami," kata Melek, 67 tahun, yang sedang mengantri untuk mengumpulkan bantuan di luar sekolah menengah atas di kota Hassa.

Sekolah tersebut digunakan sebagai pusat distribusi bantuan oleh sekelompok relawan bernama Interrail Turkey.

Seorang relawan, Sumeyye Karabocek, mengatakan kekurangan tenda tetap menjadi masalah terbesar.

Baca juga: Kim Jong Un Hukum Orang Tua yang Anaknya Nonton Film Hollywood Dibawa ke Kamp Kerja Paksa

Baca juga: MTsN Model Banda Aceh Hadirkan Tgk Bulqaini Isi Tausiah Peringatan Isra Mikraj

Baca juga: Eks Ketum MUI Ali Yafie Meninggal Dunia, Din Syamsuddin: Sosok Ulama Berpengetahuan Keislaman Luas

Kompas.com: Jumlah Korban Tewas Gempa Turkiye dan Suriah Tembus 50.000 Jiwa, 184 Orang Ditangkap

Berita Terkini