"Kami hidup sebentar lalu berpisah karena ketidaksepakatan hidup dan beban makanan," tambahnya.
"Kemudian saya menikah dengan seorang istri asal Saigon. Kami hidup selama 5-6 tahun dan tidak mempunyai anak," katanya.
"Suatu kali saya mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit selama sebulan. Bukannya datang merawat saya, dia malah pergi tanpa pamit," ujarnya.
"Sejak itu, saya kembali ke kampung halaman untuk hidup sendiri, mencari nafkah dengan memulung botol bekas," jelas Khanh.
Hal yang paling membuat Khanh menyesal dalam dua pernikahan yang salah tersebut adalah tidak memiliki kontak anak-anaknya.
Ia sendiri tidak tahu harus mencari kemana anak-anaknya karena sudah pindah rumah.
"Saya hanya ingin anak-anak saya melihat saya dan menelepon saya," kata Khanh.
Mendapati Khanh yang kesepian membuat Tu kasihan.
Pada akhirnya ia pun mau menemani Khanh selamanya.
"Saya mencintainya karena dia kesepian dan tidak memiliki kerabat," papar Tu.
"Saya merasa kasihan padanya ketika dia sakit dan tidak ada orang di sekitar. Saya menerima untuk menjadi istrinya, pergi bekerja untuk mendapatkan uang untuk mendukung dia, hanya untuk cinta," papar Tu.
Tak dapat dipungkiri, banyak orang mencibir pernikahan Khanh dan Tu.
Mengingat usia Tu yang sudah sangat tua.
Namun Khanh dan Tu memilih tak memperdulikannya.
Terkait momongan, Tu menegaskan dirinya sudah tidak bisa memiliki anak.