"Setelah dibuka (jenazahnya), kami lihat banyak tanda-tanda yang kami temukan yang saat ini tidak bisa kami ungkapkan," ujar Sermon.
Menkes minta kematian dr. Mawartih diusut
Sementara itu, Budi meminta agar kasus meninggalnya dr. Mawartih diusut untuk menemukan penyebab kematian yang diduga tidak wajar.
Dilansir dari Kompas TV, ia mengatakan Kemenkes akan berkoordinasi dengan Polri dan TNI untuk membahas masalah ini.
"Kami sampaikan kepada keluarga bahwa Kemenkes bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan penelitian dan penyelidikan dilakukan dengan transparan, terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi mengenai kasus ini," ujar Budi.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa dirinya akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.
Pertemuan digelar guna membicarakan upaya lanjutan untuk pengusutan kematian dr. Mawartih.
Baca juga: Ayah yang Banting Bayinya hingga Tewas Ditangkap, Pelaku Pukul Mertua dan Lari Sambil Telanjang
Hasil otopsi sudah diambil
Budi menambahkan bahwa hasil otopsi dr. Mawartih sudah diambil namun diperlukan tahapan pemeriksaan lanjutan di laboratorium.
Hal tersebut terkait dengan kondisi dr. Mawartih yang ditemukan meninggal dalam kondisi mulut berbusa dan memiliki luka lebam. "Saya rasa itu wewenang kepolisian untuk bisa mengumumkan.
Tapi, jaminan dari saya bahwa ini akan dibuka secara transparan karena itu juga diminta keluarga," jelas Budi.
Di sisi lain, Kemenkes sedang menghubungi Dinas Kesehatan (Dinkes) Nabire untuk meminta klarifikasi soal meninggalnya dr. Mawartih.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
Polisi Periksa 23 Saksi dan Mengotopsi Jenazah Korban