Sejak kejadian Sabtu malam, warga mengungsi ke meunasah.
Di tempat pengungsian telah dibuka dapur umum guna memenuhi konsumsi warga bersama anak-anak yang dibiayai oleh keuchik, terangnya.
Keuchik berharap, Pemkab Bireuen untuk dapat segera menormalisasi aliran Krueng Meuh dan sekitar bendungan irigasi Mon Seuke Pulot yang sudah dangkal, akibat endapan lumpur mencegah banjir susulan.
Selain itu, melakukan penguatan tanggul batu gajah sudah terkikis luapan banjir sepanjang kurang lebih 60 meter.
"Masyarakat masih khawatir, jika debit air Krueng Meuh kembali tinggi maka tanggul akan rusak atau putus dan membanjiri pemukiman warga," ungkap Keuchik.
Bustamin (35) pemilik rumah rusak dapur diterjang banjir mengatakan, saat terjadi banjir luapan setinggi dada orang dewasa, dia dan istrinya Ruswati serta dua anaknya, langsung menuju bukit 100 meter di belakang rumahnya bersama warga sekitar.
Baca juga: Kerap Diterjang Banjir, Aceh Barat Bentuk Kampung Siaga Bencana di Woyla Barat
Anggota DPRK Bireuen, Tgk Munazir didampingi Camat Peusangan Siblah Krueng, Azhari di lokasi pengungsian mengatakan, sesaat mendapat informasi terjadi banjir, mereka langsung menuju ke lokasi.
Banjir terjadi Sabtu magrib, akibat jebolnya tanggul irigasi Mon Seuke Pulot di aliran Krueng Meuh.
Harapan masyarakat Pante Karya agar Pemkab Bireuen segera menangani tanggul.
Apabila terjadi lagi luapan air akibat hujan deras di pegunungan, air tidak meluap lagi ke
pemukiman.
Ketua DPRK Bireuen, Rusyidi Mukhtar, juga turun langsung melihat dampak banjir Pante Karya juga mengharapkan agar tim Dinas PUPR Pemkab Bireuen turun melakukan langkah penanganan, tanggul sungai rusak terkikis banjir perlu segera diperbaiki.
Begitu juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen, dapat membantu
menormalisasi aliran Krueng Meuh dan sekitar irigasi Mon Seuke Pulot dangkal tertutup endapan lumpur, agar aliran air kembali lancar, imbuhnya didampingi keuchik.
Camat Peusangan Siblah Krueng, Azhari S Sos yang dikonfirmasi ulang pukul 19.30 WIB, Minggu (19/03/2023) mengatakan, mereka masih mengungsi di meunasah setempat karena khawatir hujan turun lagi dan air meluap ke perkampungan.
“Cuaca di kawasan tersebut masih mendung, mereka belum berani pulang ke rumah,” ujarnya. (*)
Baca juga: Bawakan Lagu Pasang Jabet di Panggung Indonesian Idol, Suara Lembut Nabilah Taqiyyah Banjir Pujian