SERAMBINEWS.COM - Para pegawai menemukannya terbungkus selimut di tangga saat akan menuju toko.
Dia dititipkan di panti asuhan, Changzhou Social Children's Welfare Institute, di mana keluarga Halbeisen akhirnya mengadopsinya.
Zoe dibesarkan di Charlotte, Michigan, di mana dia bersekolah di SMA Grand Ledge.
Sekarang, Zoe sukses menjadi seorang software engineer yang tinggal di New York City.
Bayi ditinggalkan di toserba 23 tahun lalu oleh orangtuanya itu, kini jadi orang sukses di AS
23 tahun setelah ditelantarkan, ia pergi ke Tiongkok untuk bertemu dengan keluarga kandungnya.
Hampir sepanjang hidupnya, dia tidak tahu mengapa orangtuanya meninggalkannya.
Namun pada tahun 2019, orang tua kandungnya, ayah Chen Xin Zhong dan ibu Wang Xu Mei, terhubung kembali dengannya secara online.
• Kasus Perselingkuhan Lettu Malik Hanro Agam Ditangani Kodam IX Udayana, Mabes TNI AD Turun Tangan
Dia mengetahui bahwa mereka menyerahkannya karena mereka tidak mampu merawatnya karena kebijakan satu anak di Tiongkok pada saat itu.
Namun, setelah meninggalkan Zoe, mereka mengalami penyesalan mendalam, yang mendorong mereka untuk menemukan Zoe lagi.
Tiongkok memberlakukan kebijakan satu anak dari tahun 1980 hingga 2015.
Selama masa itu, jika orang tua memiliki lebih dari satu anak, pemerintah akan mendenda mereka, sehingga banyak orang tua yang tidak mampu membayar biaya untuk memiliki anak lebih dari satu.
Secara tradisional, anak laki-laki lebih diinginkan karena mereka akan meneruskan nama dan properti keluarga, serta merawat orang tua ketika mereka tua.
• Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam Beserta Harga Antam pada Senin 27 Maret 2023
Jadi, banyak orang tua yang menyerahkan bayi perempuan untuk diadopsi.
Zoe dan orang tua kandungnya