Kisah si Ek, Tuna Wicara Gigih dan Pandai Beradaptasi dari Pidie Jaya

Penulis: Sara Masroni
Editor: Teuku Raja Maulana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gigih dan pandai beradaptasi, sifat itu layak ditabalkan kepada si Ek, tuna wicara kreatif dari Pidie Jaya yang menolak menyerah di tengah keterbatasan.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Gigih dan pandai beradaptasi, sifat itu layak ditabalkan kepada si Ek, tuna wicara kreatif dari Pidie Jaya yang menolak menyerah di tengah keterbatasan.

Pemilik nama lengkap Muhammad (29) alias si Ek ini merupakan salah satu karyawan terbaik yang pernah dimiliki Danish Car Interior, usaha di bidang penghias/interior mobil dan home interior di Banda Aceh.

Pria asal Ulee Gle, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya ini dikenal sebagai sosok yang rajin dan cepat beradaptasi di tengah keterbatasan yang ia miliki.

 

 

Datang pertama kali pada 2019 lalu, si Ek dinilai mampu bekerja secara tim dan totalitas dalam setiap sentuhan tangannya.

Baca juga: Kisah Jusuf Hamka, Bos Tol Senilai Rp 15,5 Triliun, Dulu Pernah Ngasong dan Ingin Jadi Tukang Parkir

Baca juga: Danish, Inovatif di Tengah Pandemi

Meski menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi, si Ek mampu bekerja dengan baik menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu.

CEO Danish Car Interior, Afifuddin mengatakan, selama empat tahun bekerja di tempat usahanya, si Ek dinilai punya kinerja yang baik dan mau belajar.

“Kelebihan dia, rajin dan mau belajar,” ungkap Afi mendampingi si Ek saat ditemui di Danish Car Interior Banda Aceh, Senin (10/4/2023).

Baca juga: Khadafi, Anak Muda Asal Lhokseumawe Bos Bisatopup Beromzet Rp 20 Miliar Per Bulan, Begini Kisahnya

Pria asal Pidie Jaya itu juga sempat mengikuti training di awal selama tiga bulan, seperti karyawan lainnya sebelum dijadikan pekerja tetap.

“Awal-awal komunikasi agak sulit, sekarang semuanya mengalir seperti biasa tanpa kendala yang berarti,” kata Afi.

Sehari-hari, bila ada hal detail yang perlu dibicarakan terkait dengan pekerjaan, pihaknya cukup berkomunikasi melalui pesan WhatsApp saja.

Tak jarang sang CEO memberikan apresiasi, minimal isyarat jempol satu atau jempol dua saat pekerjaan si Ek selesai dengan baik dan tepat waktu.

Baca juga: Omzet Rp 2,5 Miliar Sehari dari Jual Panci, Begini Kisah Yoyok Rubiantono dan Jualan Onlinenya

Meski direkomendasi oleh orang lain untuk bekerja di tempat usahanya, Afi mengaku bahagia memiliki karyawan seperti si Ek.

Hal itu karena totalitas dan sikap pantang menyerah yang dimilikinya selama ini dalam bekerja.

Halaman
12

Berita Terkini