“Selama ini kita happy, dia sangat totalitas,” ungkap Afi.
Kemudian walau belum menikah, si Ek selalu menyempatkan diri untuk mengirimkan penghasilannya kepada sang ibu di kampung halaman.
Baca juga: Kisah Rahmah, Ketua Koperasi Ketiara, dari Kopi Gayo Gelondong sampai Ekspor ke Luar Negeri
Meski tidak besar, hal itu merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai anak laki-laki di tengah keterbatasan yang ia miliki.
Kisah si Ek bisa menjadi pembelajaran, bahwa keterbatasan tidak boleh membuat siapapun menyerah dalam mencari nafkah. Karena selalu ada jalan selama mau bekerja keras dan gigih dalam berusaha.
“Ternyata dia bisa dan mampu bekerja dengan tim, maka kita beri ruang dan kebebasan untuk mengeksplor diri serta berekspresi,” pungkas Afi sambil mendampingi si Ek.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS