SERAMBINEWS.COM - Teka-teki kematian Kasat Narkoba Polres Jaktim masih menyisakan tanda tanya, bunuh diri atau dibunuh?
Diketahui Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim), AKBP Buddy Alfrits Towoliu tewas tertabrak kereta api.
Ia tewas tertabrak kereta api jarak jauh (KAJJ) 320 Tegal Bahari di Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023) sekitar pukul 9.32 WIB.
Dugaan sementara yang disampaikan pihak kepolisian kalau korban bunuh diri, namun keluarga memaparkan sejumlah kejanggalan dan menyebut dugaan adanya pembunuhan.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo menjelaskan, kasus kematian ini patut diduga bunuh diri.
"Sejauh ini ada satu saksi dari pihak masinis, ini akan dilakukan proses pengambilan keterangan," kata Kombes Pol Trunoyudo dikutip dari tayangan Kompas TV, Sabtu (29/4/2023).
"Didapatkan untuk sementara hasil dari langkah-langkah yang kita lakukan, ini patut diduga bunuh diri," tambah Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Meski demikian, secara internal pihaknya masih mendalami dan sementara ini, kematian AKBP Buddy masih dalam proses penyelidikan.
Baca juga: AKBP Buddy Alfrits Tewas Tertabrak Kereta Api, Keluarga Bantah Bunuh Diri, Ini Awal Mula Kecurigaan
Baca juga: Kilas Balik Harga Emas dalam Sepekan 25-30 April 2023, Persiapan untuk Mahar Nikah?
Pihak Keluarga Duga Lain
Sementara pihak keluarga korban menduga kalau Kasat Narkoba Polres Jaktim, AKBP Buddy Alfrits Towoliu dibunuh, bukan bunuh diri.
Paman Korban, Cyprus A Tatali bercerita, agak aneh bagi seorang AKBP Buddy naik ojek online usai ditelpon seseorang, padahal almarhum punya mobil sendiri.
"Kalau dia naik Grab, yang menelpon itu berarti sudah orang selevel atau tidak di bawah level dia, mungkin butuh waktu, kecepatan, kira-kira gitu," kata Cyprus A Tatali dikutip dari YouTube Harian Surya, Sabtu (29/4/2023).
"Berarti orang yang menelepon itu orang minimal di atas dia kalau kita menduga-duga, karena sampai dia membela-belain naik Grab," tambahnya.
Baca juga: Meninggal di Malaysia, Pemulangan Jenazah TKI Asal Abdya Terkendala Biaya
Namun tidak sampai sejam, keluarga mendengar kabar kalau AKBP Buddy tewas tertabrak kereta api.
Alasan yang membuat keluarga menolak kalau korban melakukan bunuh diri, karena almarhum saat di rumah dianggap baik-baik saja.
"Kami menduga-duga jangan-jangan umpama ada suntikan atau mungkin sudah didor (ditembak) duluan, dugaan-dugaan itukan, sudah dilempar, itu juga kami menduga keluarga," ungkap Cyprus.
Selain itu, pihak keluarga tak percaya kalau Kasat Narkoba Polres Jaktim ini bunuh diri karena dianggap sebagai sosok religius.
Hal itu dibuktikan dengan posisi yang bersangkutan sebagai seorang gerejawan atau rohaniawan.
"Seorang anggota AKBP dalam kapasitas tugas, kedua dia seorang kepala rumah tangga, ketiga dia seorang gerejawan juga, rohaniawan, artinya selalu aktif dalam kegiatan sosial," jelas Cyprus.
"Dibuktikan bahwa besok keluarga besar Towoliu Paskah dan yang mengatur itu dia, semua gara-gara meninggal gini semua batal acara besok hari Minggu tanggal 30," tambah sang paman.
Baca juga: Surat Terakhir Bocah Kelas 5 SD Sebelum Bunuh Diri, Isinya Bikin Haru
Fakta-fakta Kematian Kasat Narkoba Polres Jaktim
Kematian tragis Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu sontak menggegerkan publik.
AKBP Buddy Alfrits Towoliu ditemukan tewas mengenaskan di perlintasan kereta api kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023) sekira pukul 10.15 WIB.
Polisi menyebut, korban sementara diduga bunuh diri akibat depresi masalah kesehatan.
Namun pihak keluarga meyakini korban tidak melakukan aksi bunuh diri. Hingga saat ini, Polda Metro Jaya masih menyelidiki kematian AKBP Buddy yang tertabrak kereta api tersebut.
Baca juga: Bisa Digabung dan Diringkas Rakaatnya, Begini Tata Cara Shalat Jamak Qasar Bagi yang Bepergian Jauh
Berikut sederet fakta dikutip dari Tribun Jakarta terkait AKBP Buddy Alfrits Towoliu di hari kematiannya:
Keluar Rumah Subuh
Ada hal tak biasa yang dilakukan AKBP Buddy pada Sabtu (29/4/2023) pagi.
Di luar kebiasaan korban, hari itu Ia meninggalkan rumah untuk berangkat kerja pada waktu subuh.
Seorang sekuriti bernama Andi, menceritakan detik-detik AKBP Buddy meninggalkan rumah.
Menurut Andi, tak biasanya AKBP Buddy Alfrits Towoliu keluar dari rumahnya di Kompleks Cavana, Jalan Kenanga, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada pukul 05.00 WIB dan mengajak seorang keponakannya.
AKBP Buddy sepagi itu mengaku hendak pergi ke Mapolres Metro Jakarta Timur.
Menurut Andi, selama ini AKBP Buddy Alfrits Towoliu kerap berangkat ngantor lebih siang.
"Bapak berangkat sama keponakannya. Biasanya kalau berangkat kerja agak siang, tadi jam 05.00 sudah berangkat," kata Andi saat diwawancarai di rumah duka.
Berselang satu jam, giliran sang istri yang meninggalkan rumah menuju Semarang, Jawa Tengah, untuk mengantarkan anaknya yang mengambil pendidikan kepolisian.
Baca juga: Lima Orang Tewas Termasuk Seorang Anak Dalam Penembakan di Texas Amerika Serikat
Sempat Mengeluh Sakit
AKBP Buddy Alfrits Towoliu sempat mengeluhkan penyakit yang dideritanya kepada atasan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan, sejatinya AKBP Buddy baru dua minggu menjabat Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur.
Namun baru serah terima jabatan, korban langsung menghadap Kapolres untuk meminta izin.
Menurutnya, AKBP Buddy meminta izin agar bisa menjalani operasi atas penyakit empedu yang tengah dideritanya.
Adapun operasi berlangsung di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Kalau izinnya ini baru dua minggu lalu dan kemudian menjalani operasi di RS Pondok Indah. Jadi beliau ini baru serah terima, begitu ke Polres Jaktim menghadap ke Kapolres langsung minta izin karena sakit," ujar Trunoyudo.
Trunoyudo mengungkap isi percakapan yang dibicarakan AKBP Buddy kepada Kapolres.
Di sana, dia menyatakan sakitnya sudah tidak tertahankan lagi dan tidak bisa bertugas jika masih dalam kondisi tersebut.
Dapat Telepon Misterius
Beberapa jam sebelum ditemukan tewas, AKBP Buddy sempat menerima telepon misterius.
Disampaikan paman korban, Cyprus A Tatali mengatakan keponakannya itu sempat menerima telepon dari seseorang.
Setelah menerima telepon tersebut, AKBP Buddy tampak pergi keluar rumah dengan terburu-buru.
Telepon itu diterima korban sekira satu jam sebelum korban dikabarkan meninggal dunia.
Cyprus mengungkapkan, sosok misterius yang menelepon AKBP Buddy itu adalah pria bernama Bibi.
Sosok ini disebut-sebut mengajak AKBP Buddy untuk melakukan pengecekan ruang kerjanya.
"Pagi tadi dia janjian dengan yang namanya Pak Bibi. Bibi itu dia panggil ke kantornya untuk merehab gedung ruangan dia," kata dia kepada wartawan.
Kemudian ada sosok lain yang menelepon korban sekira pukul 09.00 WIB.
Hal itu membuat AKBP Buddy langsung meninggalkan ruangan kerjanya yang direncanakan akan dicek olehnya.
Buddy pun pergi meninggalkan Polres Metro Jakarta Timur dengan menggunakan jasa ojek online.
"Nah dalam berbicara tadi jam 09.00 WIB lewat ini, Polres Metro Jakarta Timur ruang dia baru untuk mau rehab ini tahu-tahu ada orang menelepon. Menelepon itu, setelah menelepon, beliau masih di ruangan dia dan tidak sampai satu jam setelah dia menelepon itu dia berangkat," ucap Cyprus.
Keluarga Curiga Mafia Narkoba Terlibat
Pihak keluarga Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur menduga kematian AKBP Buddy Alfrits Towoliu terkait dengan kasus narkoba besar yang sedang ditangani.
Dugaan ini karena beberapa saat sebelum jasad Buddy ditemukan di perlintasan rel kereta api dekat Stasiun Jatinegara, korban sempat mendapat telepon dari seseorang tidak dikenal.
Panggilan telepon itu diduga membuat Buddy yang akan dekorasi ruang kerjanya di Mapolres Metro Jakarta Timur memilih pergi dengan menggunakan taksi online.
Dalam hal ini pihak keluarga menilai sosok yang menghubungi Buddy sebelum kejadian bukan orang sembarang, karena membuat perwira menengah itu memilih pergi tidak dengan mobil pribadi.
"Apa karena jabatan baru ini mungkin diduga dia mau sidik (penyidikan). Karena Kasat Narkoba, kalau sidik kan berhadapan dengan mafia," kata Paman Buddy, Cyprus, Sabtu (29/4/2023).
Menurut pihak keluarga, ada kemungkinan Buddy sudah meninggal terlebih dahulu sebelum tertabrak kereta api (KA) 320 Tegal Bahari lalu jasadnya dibiarkan di rel untuk menghilangkan barang bukti.
Mereka juga menolak hasil penyelidikan sementara Polda Metro Jaya bahwa Buddy memilih mengakhiri hidup karena semasa hidup tidak memiliki riwayat masalah kejiwaan, maupun ekonomi.
"Kami menduga mungkin sudah ada perbuatan sebelumnya. Dibunuh baru dibuang di tengah rel kereta. Namanya salah satu cara menghilangkan jejak," ujarnya.
Cyprus meminta kepada publik tidak menduga Buddy bunuh diri karena jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur masih melakukan penyelidikan.
Keluarga besar AKBP Buddy Alfrits Towoliu di RS Polri Kramat Jati.
Keluarga besar Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu saat mendatangi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023).
Pihak keluarga meyakini penyebab kematian korban baru dapat dipastikan setelah sosok yang menelepon Buddy beberapa saat sebelum meninggal dunia terungkap.
Diduga Sengaja Tabrakan Diri
Berdasarkan keterangan saksi, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kesimpulan sementara korban diduga mengakhiri hidup dengan sengaja.
"Sejauh ini ada satu saksi dari pihak masinis dalam hal ini, akan diambil keterangan. Didapatkan untuk sementara hasil dari langkah-langkah yang kita lakukan, ini patut diduga bunuh diri," ujar
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian diduga terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Saat itu masinis kereta api Tegal Bahari yang mengarah dari Jakarta menuju Tegal menginformasikan orang tertabrak kereta.
Informasi disampaikan pada Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) dan disampaikan ke Stasiun Jatinegara.
Informasi tersebut kemudian diterima petugas yang kemudian melakukan pengecekan.
Petugas itu menemukan jasad korban di tengah rel dengan kondisi mengenaskan.
Karena menghalangi kereta yang akan lewat, petugas kemudian memindahkan ke sisi rel.
Adapun barang-barang korban yang ditemukan di antaranya iPhone 13, dompet, uang tunai Rp 850 ribu, dan jam tangan.
Menurut Trunoyudo, sebelum ditemukan tewas, AKBP Buddy sempat berangkat kerja ke Mapolres Jaktim.
Tak lama setelah itu, kata Trunoyudo, tiba-tiba AKBP Buddy ditemukan tewas yang diduga bunuh diri pada pukul 10.30 WIB.
Lokasi ditemukannya jenazah AKBP Buddy dengan Mapolres Jakarta Timur hanya berjarak 2 Km.
"Hari ini (beberapa jam sebelum kejadian) ke kantor pagi, kebetulan di Polres Jaktim. (Lokasi kejadian) kurang lebih 2 kilometer dari kantor," imbuhnya.
Namun demikian, Trunoyudo belum bisa membeberkan lebih jauh terkait kronologi AKBP Buddy ditemukan tewas di rel kereta itu.
Menurutnya, pemeriksaan saksi masih perlu dilakukan.
"Kemudian nanti kita cari saksi-saksi lagi," tuturnya.
Informasi yang menguatkan penjelasan pihak kepolisian disebarkan oleh akun Twitter Rudi Valinka @kurawa.
Ia menyampaikan pengakuan masinis kereta api perihal detik-detik AKBP Buddy Alfrits Towoliu mengakhiri hidup dengan menabrakkan diri ke kereta api yang melintas di lokasi kejadian.
"Dari penjelasan sdr. Qodri Masinis Kereta yg menabrak AKBP Buddy A. Towoliu dari Jatinegara menuju Jateng saksi melihat korban dalam posisi bersiap2 ditembok pembatas rel lalu meloncat saat kereta lewat, mengenai bagian kiri depan kereta dalam posisi jongkok hingga terbelah dua," tulis akun tersebut, Sabtu (29/4/2023) malam.
Hingga berita ini diturunkan, belum konfirmasi resmi pemilik akun maupun dari pihak kepolisian.
(Serambinews.com/Sara Masroni, TribunJakarta.com/Muji Lestari)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS