Kupi Beungoh

Semangat Hardiknas 2023 dan Program Merdeka Belajar

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rusydi, S. Ag, Anggota FAMe dan Praktisi Pendidikan

Program merdeka belajar bukan hanya dilaksanakan di level sekolah namun juga sudah diterapkan di perguruan tinggi yang sudah berjalan baik di perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia.

Berikut cuplikan pidato Kemendikbudristek RI :

Selama tiga tahun terakhir, perubahan besar terjadi di sekitar kita, di mana-mana, dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia.

Sebanyak 24 episode Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan membawa kita semakin dekat dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.

Anak-anak kita sekarang bisa belajar dengan lebih tenang karena aktivitas pembelajaran mereka dinilai secara lebih holistik oleh gurunya sendiri.

Para kepala sekolah dan kepala daerah yang dulu kesulitan memonitor kualitas pendidikannya sekarang dapat menggunakan data Asesmen Nasional di Platform Rapor Pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layanan pendidikan.

Baca juga: Konsep Merdeka Belajar di Era Digital

Para guru sekarang berlomba-lomba untuk berbagi dan berkarya dengan hadimya Platform Merdeka Mengajar.

Selain itu, guru-guru yang dulu diikat berbagai peraturan yang kaku sekarang lebih bebas berinovasi di kelas dengan hadimya Kurikulum Merdeka.

Sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi, seleksi masuk perguruan tinggi negeri pun sekarang fokus pada mengukur kemampuan literasi dan bemalar.

Pada jenjang perguruan tinggi, adik-adik mahasiswa yang dulu hanya belajar teori di dalam kelas sekarang bisa melanglang buana mencari pengetahuan dan pengalaman di luar kampus dengan hadimya program-program Kampus Merdeka.

Seperti diketahui bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka pada 11 Februari 2022 secara daring.

Dalam kesempatan itu ia mengatakan Kurikulum Merdeka ini merupakan kurikulum yang jauh lebih ringkas, sederhana dan lebih fleksibel untuk bisa mendukung learning loss recovery akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Membangun Pendidikan yang Berkualitas dan Berintegritas

Selain itu melalui Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan Pendidikan Indonesia dari negara-negara lain.

Penulis sebagai praktisi pendidikan dan pegiat literasi yang selama ini berkecimpung dan bersentuhan langsung dengan pelaku-pelaku pendidikan dari jenjang TK/PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK dan peserta didik serta juga para mahasiswa mendengar dari mereka bahwa program merdeka belajar membuat suasana belajar lebih kreatif dan inovatif.

Menurut penulis sekarang bagaimana stakeholder terutama Dinas Pendidikan sebagai leading sektor lebih memaksimalkan dan menguatkan program yang sudah diluncurkan Kemendikbudristek RI melalui satuan-satuan pendidikan disamping itu juga dituntut kepedulian dari guru dan tenaga kependidikan untuk terus mengupdate dan mengupgrade diri di era digital sekarang ini. Semoga.rusdiedi47@gmail.com.

*) PENULIS adalah Anggota FAMe dan Praktisi Pendidikan

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkini