"Berdasarkan pengakuan E, bayi itu dikubur hidup-hidup," ujar Edy.
Namun, berbeda dengan pengakuan Rudianto.
Ia mengatakan, bayi-bai itu dibekap terlebih dahulu, kemudian baru dikuburkan.
"Sementara pengakuan tersangka Rudianto, bayi-bayi itu dibekap dulu kemudian baru dikubur tapi hal itu nanti akan kita didalami lebih lanjut," katanya.
Anak Pertama Hasil Inses Diadopsi Warga Semarang
Warga sekitar di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, mengungkap anak pertama dari hasil inses itu tidak dibunuh seperti tujuh bayi lainnya.
Diketahui, total bayi yang dilahirkan oleh ER berjumlah delapan.
Namun, anak pertama hasil inses Rudi dan ER tak dibunuh, melainkan diadopsi oleh warga Semarang.
Sebelumnya, para warga mengatakan ER dan Rudianto mempunyai hubungan khusus melebihi bapak dan anak.
Para warga pun sudah tidak bisa lagi menutupi fakta apabila ER pernah melahirkan 12 tahun lalu.
Kini, anak pertama ER dan Rudianti sudah duduk di bangku kelas 5 SD.
"Itu hasil hubungan sama bapak kandungnya, 12 tahun lalu," ungkap warga berinisial T (35), dikutip dari TribunJateng.com.
Ibu Korban Tahu Mengenai Inses Rudianto dan ER
Kasatreskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi mengatakan, ibu korban mengetahui mengenai kasus inses tersebut.
Namun, yang bersangkutan tidak dapat berbuat banyak karena Rudinato sudah terlebih dahulu mengancam akan membunuhnya jika hal tersebut sampai bocor.