"Jadi, sudah saatnya tugas sejarah harus menyatu dengan tugas negara. Dan karena itu pula, saya memahami isi pikiran Pak Prabowo Subianto."
"Kalau saya tidak mencintai isi pikiran itu, berarti saya mengkhianati diri saya sendiri, mengkhianati cita-cita saya sendiri dulu waktu berjuang," ungkap Budiman.
2. Akui Tak Bawa Nama PDIP
Budiman mengakui tak membawa nama PDIP terkait dukungannya terhadap Prabowo.
Dukungan politis itu dibawanya atas nama pribadi.
“Di sini saya tidak membawa partai, saya bersama Prabu mendukung sosok Prabowo bukan partainya,” jelasnya, mengutip TribunJateng.com.
Budiman mengatakan, setiap warga negara Indoensia yang dimungkinkan oleh undang-undang cocok-cocok maju dalam Pilpres 2024.
Meski demikian, dia menegaskan dalam deklarasi tak ada pencalonan Wapres untuk maju bersama Prabowo Subianto.
Deklarasi tersebut murni gerakan dukungan tanpa membawa nama partai.
3. Siap Disanksi
Budiman juga menuturkan siap di sanksi oleh PDIP.
“Jangan berandai-andai terkait sanksi."
"Ini situasi dinamis, saya pikir kalaupun ini berisiko, saya tidak akan lari dari tanggung jawab,” katanya.
Dilanjutkannya, jika dukungan tersebut dianggap suatu kekeliruan, dia akan bertanggung jawab 100 persen.
Meski demikian, Budiman tak punya prasangka macam-macam kepada PDIP.