Oknum Guru SD Cabuli Murid

Belasan Murid SD Korban Pencabulan Oknum Guru di Subulussalam Trauma dan Enggan ke Sekolah

Penulis: Khalidin
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pencabulan

Lebih jauh dikatakan, sampai berita ini dikirim ke redaksi, para korban termasuk murid perempuan lainnya masih trauma ke sekolah.

Hanya murid pria yang dikabarkan masih sekolah, sementara perempuan belum berani. Sedangkan guru yang dilaporkan sebagai pelaku kini tidak lagi masuk ke sekolah.

S berharap agar pelaku segera ditangkap lantran telah membuat anak mereka menjadi trauma.

Sebagaimana diberitakan, sebanyak 12 anak di salah satu desa dalam Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam dilaporkan menjadi korban pencabulan.

Informasi yang diterima Serambinews.com, Kamis (19/10/2023)  pelaku  tersebut merupakan oknum guru Sekolah Dasar (SD) dan telah dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Subulussalam.

Baca juga: Wanita di Sumut Bakar Mobil Selingkuhan karena Cemburu, Pelaku Belum Ditangkap: Masih Tunggu Laporan

Kapolres Subulussalam AKBP Yhogi Hadisetiawan SIK, MIK yang dikonfirmasi Serambinews.com meminta agar menghubungi kasat reskrim.

Sementara Kasat Reskrim Polres Subulussalam Iptu Abdul Mufakhir yang ditanyai membenarkan adanya laporan terkait kasus pencabulan di wilayah Kecamatan Rundeng ke  SPKT Polres Subulussalam.

“Ya bang, ini lagi diterima laporan di SPKT,” kata Kasat Reskrim Iptu Abdul Mufakhir ketiga dikonfirmasi.

Saat ditanyai perkembangan penanganan kasus pencabulan tersebut, Kasat Reskrim Abdul Mufakhir mengaku baru tahap penerimaan laporan.

Sementara S, salah seorang keluarga korban yang ditanyai Serambinews.com membenarkan telah melaporkan kasus pencabulan yang dialami anaknya, anak saudara dan warga lainnya.

“Benar, kemarin kami resmi melaporkan kasus pencabulan ke polisi. Anak saya ikut jadi korban, anak saudara dan warga lainnya,” kata S dalam keterangannya kepada wartawan.

Baca juga: Cegah Anemia, Dinkes Pidie Bagikan Vitamin Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri di SMPN

S mengaku awalnya masih menahan kasus itu karena menganggap mungkin laporan anak mereka belum sepenuhnya benar.

Kasus ini sempat dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam tetapi pihak instansi itu meminta waktu menelusuri.

Namuan belakangan kasus pencabulan itu semakin tak terbendung lantaran korbanya cukup banyak yakni mencapai 12 orang.

Adapun korban merupakan murid perempuan kelas satu dan dua. Terkuaknya kasus tersebut lantaran para korban trauma ke sekolah.

Alhasil, para keluarga korban berinisiatif untuk melaporkan ke polisi dan dilaksanakan pada Rabu (18/10/2023).  (*)

 

 

 

Berita Terkini