“Mulai dari flying fox, panjat tebing, bersepeda, hingga memanah. Kita memiliki banyak kesempatan untuk mencoba hal-hal baru dan mengasah keterampilan di luar jurnalisme,” timpalnya.
Puncak acara adalah malam terakhir, di mana peserta dari berbagai negara hadir dengan pakaian tradisional mereka, membawa makanan khas negara masing-masing, dan mempresentasikan budaya mereka.
“Inilah saat yang paling ditunggu-tunggu, di mana keberagaman budaya dari seluruh dunia bersatu dalam sebuah perayaan yang memesona,” pungkasnya.
Keikutsertaan Ita Farida dalam Icy Media Training Camp adalah bukti nyata dari kemampuannya untuk terus mengembangkan diri dan membawa pengaruh positif dalam dunia media dan literasi.
Semoga perjalanannya di Istanbul, Turki, menjadi pengalaman berharga yang membuka horison baru dalam perjalanan pribadinya dan memberikan inspirasi kepada banyak pemuda di Aceh dan Indonesia.(*)
Baca juga: Erdogan: Palestina Harus Jadi Negara Merdeka, Seret Israel ke Pengadilan Pidana Internasional
Baca juga: Korban Meninggal Serangan Israel di Gaza Lampaui 9.400 Orang, Tel Aviv Sengaja Sasar Rumah Sakit
Baca juga: Aksi Bela Palestina di Monas, Menlu Retno Baca Puisi: Indonesiaku Pantang Mundur, Terus Membantumu