Sebagai relawan, hal tersebut dilakukan tidak lain sebagai bentuk kemanusiaan.
Baca juga: Banyak Akun Media Sosial Sebarkan Disinformasi Tentang Rohingya, Masyarakat Diminta Tabayyun
Pasalnya, para etnis Rohingya sudah luntang-lantung sejak sore kemarin di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Mereka mendapat penolakan oleh warga setempat. Belum diketahui kenapa penolakan itu bisa terjadi.
Sehingga atas penolakan itu pula, para etnis Rohingya itu dinihari kembali diantar ke depan Kantor Gubernur Aceh.
"Kantor kalau di Aceh ini nomor satu. Kita nggak tau lagi mau antar mereka kemana," kata Fahrul.
Ia juga menyayangkan sikap UNHCR yang hingga saat ini belum tampak batang hidungnya di lokasi. Akibatnya para pengungsi itu terus luntang-lantung tak tau akan diletakkan kemana.
"Jika UNHCR ada tentu nggak kayak gini jadinya. Tapi hingga saat ini mereka belum terlihat," pungkasnya.
Disorot Media Asing
Media asing kembali menyoroti kedatangan pengungsi Rohingya di Provinsi Aceh pada Minggu (10/12/2023).
Sebanyak 315 orang lebih tiba dalam dua gelombang di Aceh, yakni satu kapal berisi 135 orang di kawasan Pantai Kreung Raya, Aceh Besar
dan satu kapal lainnya mendarat di pantai Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Pidie dengan jumlah 180 orang.
Kedatangan ini menambah rentetan jumlah kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh sejak November 2023.
Jika ditotalkan, sudah ada 8 gelombang kedatangan pengungsi Rohingya sejak pertengahan November 2023 di Aceh, dengan jumlah hampir mencapai 2000 pengungsi.
Jumlah kedatangan pengungsi Rohingya terbaru pada Minggu (10/12/2023) yang datang dalam dua gelombang ini turut menjadi sorotan media asing.