SERAMBINEWS.COM - Ibu dari seorang tawanan yang ditahan pejuang Hamas di Gaza melakukan mogok makan hingga putranya yang berusia 32 tahun kembali, lapor situs berita Israel Ynet.
Oksana Lubnov mengatakan memutuskan mengambil tindakan tersebut setelah mengetahui tentara Israel secara keliru menembak mati tiga tawanan di Jalur Gaza.
“Apa yang terjadi beberapa hari lalu membuat saya sadar bahwa tidak ada yang dilakukan agar mereka bisa kembali,” kata Lubnov kepada Ynet.
“Kami hanya menerima jenazah setiap hari, saya tidak punya harapan,” katanya lagi seperti dikutip Al Jazeera, Senin (18/12/2023).
“Tanpa kesepakatan, tidak ada harapan.”
Baca juga: Sniper Israel Bunuh Seorang Anak di Depan Ibunya yang Cari Perlindungan di Gereja Katolik di Gaza
Alex Lubnov adalah salah satu dari sekitar 240 orang yang disandera pada 7 Oktober.
Dia bekerja sebagai manajer bar di sebuah festival musik di Israel selatan, kata laporan itu.
Sementara itu saudara laki-laki sandera Israel yang terbunuh beberapa waktu lalu mengatakan tentara Israel telah membunuhnya.
Alon Shamriz (26) adalah salah satu dari tiga sandera Israel yang ditembak mati pada hari Jumat oleh tentara selama pertempuran di distrik Shujaiya di Kota Gaza, bahkan ketika mereka membawa bendera putih dan berteriak minta tolong dalam bahasa Ibrani.
“Mereka yang meninggalkan Anda juga membunuh Anda setelah semua yang Anda lakukan dengan benar,” kata Ido, saudara laki-laki Shamriz, seperti dikutip kantor berita AFP, pada pemakaman pada hari Minggu yang dihadiri oleh puluhan kerabat dan anggota keluarga di utara Tel Aviv.
“Kamu bertahan selama 70 hari di neraka,” kata ibu Shamriz, Dikla, dalam pidatonya. “Sebentar lagi dan kamu akan berada dalam pelukanku.”
Kematian Shamriz dan dua sandera Israel lainnya telah memicu protes di Tel Aviv, di mana para demonstran menuntut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menawarkan rencana baru untuk memulangkan 129 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Baca juga: Banyak Rumah Sakit Lumpuh, Israel Hancurkan Sistem Kesehatan di Gaza Secara Sistematis
Netanyahu mengatakan keluarga tentara yang tewas mendesak pemerintah untuk terus berperang
PM Netanyahu mengatakan dia menerima surat dari puluhan keluarga pahlawan kita yang gugur yang mendesak Israel untuk melanjutkan perangnya di Gaza.
“Warga sipil dan tentara yang heroik bertekad untuk mencapai kemenangan mutlak. Anda memiliki mandat untuk bertarung. Anda tidak memiliki mandat untuk berhenti di tengah. Ini adalah wasiat bagi mereka yang gugur dan merupakan kewajiban kami terhadap mereka yang masih hidup,” Netanyahu membacakan surat itu dengan lantang di awal rapat kabinet kemarin.
“Wasiat orang yang jatuh itulah yang membimbing kita. Kami akan berjuang sampai akhir,” ujarnya menanggapi surat tersebut.
Insiden ini terjadi ketika tekanan meningkat terhadap Netanyahu untuk mengamankan kesepakatan pembebasan tawanan yang tersisa setelah tentara Israel secara keliru menembak mati tiga dari mereka di Gaza utara.(*)